Senin, 14 Desember 2020

Extramiles project passion The Miracles of Alfatihah

 Assalamualaikum bunda produktif...

Alhamdulillah setelah mendengar banyak peserta berguguran. Kali ini kita bisa saling menguatkan lagi. Lebih erat, lebih passionate, dan punya stronger why we are still here di kelas bunda produktif. Di cohousing saya pun mengalami kehilangan satu anggota. Semoga ini yang terbaik dan beliau mendapat bahagia di project lainnya. Aamiin. Sekarang tinggal 9 orang dari 10. Sementara itu di cohousing lain saya dengar ada yang tinggal 7 bahkan 6 kalo ga salah. Wahh semakin dekat dengan pelaksanaan project, semakin sedikit anggota yang tersisa. Dibutuhkan strategi yang lebih baik untuk memuluskan project agar berjalan sesuai target dan harapan.

Well selanjutnya saya mau bercerita tentang progress di The Miracles of Alfatihah. Sebagai pengampu kelas tafsir for kids, apa saja persiapan yang saya lakukan? Berikut list selengkapnya. 


Setelah list itu dimasukkan ke dalam kategori yang lebih spesifik yaitu: quick wins, major projects, fill ins, dan thankless tasks. Menjadi semakin jelaslah mana project yang penting dan tidak penting. Segera fokuskan perhatian pada kolom quick wins saja. 

Satu pengalaman menarik hari Senin kemarin saya mendapat kesempatan untuk mempresentasikan project kami ini di pitching dan interview live di FBG Hexagon City. Bagaimana rasanya? excited banget! Tapi sayangnya video yang sudah disiapkan seharian gagal mengeluarkan audionya. Begitupun video dari cohousing lainnya. Emang susah berhadapan dengan alat, dikit-dikit eror. Jadi yang mau nonton videonya silakan di tautan youtube ini.


Baiklah perjalanan di bundprod masih panjang. Project belum terlaksana. Harapan saya semoga seluruh hexagonia bisa menjalani tugas dan menemukan cahaya dirinya di masing-masing project. Sebenarnya project cohousing lainnya sangat menarik. Rasanya sayang juga jika terlewat. Tapi harus balik lagi apa strong why saya. Kata GusBaha dalam ceramahnya, tentu beda derajat antara orang yang tujuan hidupnya menegakkan kalimat Allah dengan orang yang berorientasi pada kesenangan dunianya sendiri. Ah cukup dalam pengingat ini. Semoga bisa istiqomah menjadi bold muslimahpreneur yang fokus pada penghambaan diri pada Allah. Bukan yang lain. 


Senin, 30 November 2020

Time to Give Back, Kontribusi Kota

 Assalamualaikumwrwb bunda produktif...

Tiap orang berubah, berkembang menjadi lebih baik. Semua itu karena mindset produktif tertanam lebih dalam di hati. Setiap hari jadwal makin padat. Kulwap, webinar, live streaming makin rapat. Makin banyak yang mengambil peran, ingin berbagi. Ah indahnya semua telah berproses menjadi kupu-kupu yang berwarna. Lebih bersinar, menolak berhenti  learning how to learn. 

Saya pun begitu. Tak masalah meski cohousing tak sesuai kompetensi karena hobi dan passion itu kadang punya dua wajah yang berbeda. Contohnya saya, hobi ada di bidang bisnis, tapi passion dalam hati adalah agama. Pagi hari mengikuti tahsin, siang memikirkan rencana ekspansi usaha, sore menyimak diskusi hexagonia di berbagai platform, malam kembali huddle dengan keluarga sambil menghidupkan suasana berkisah pada anak-anak. Seru! Hanya di hexagon city semua kesibukan itu bisa sangaaat membahagiakan. Kuncinya adalah be bold. Sudah jelas mengenal siapa diri ini, tak lagi menoleh pada orang lain. Standar diri lebih baik ialah diri sendiri di hari kemarin. 

Passion di berkisah alhamdulillah semakin menemukan titik terang dengan project passion tafsir for kids. Baru saja tadi malam, saya dan mba Diah bersama-sama mengikuti certified story telling class yang diadakan secara online oleh kak Sakti. Langkah ini mewujudkan cita-cita kami agar lebih profesional dalam berkisah. 

Adanya tantangan memantik adrenalin untuk menyelesaikannya. Ini mindset entrepreneurship banget yang dimasukkan ke segala aspek kehidupan. Oleh karenanya saya memilih karakter fatonah yakni cerdas dan bijak dalam merespon setiap tantangan. Artinya pandai menyesuaikan diri di tiap keadaan. Contoh dalam habit yang saya tekuni yaitu komunikasi produktif. Meski tidak terlalu intens meeting di cohousing, nyatanya kami selalu kompak dan rasanya saling support melengkapi. Beruntung sekali saya ada di ch madani, alhamdulillah.

Lalu tentang 4E (easy, excellent, enjoy, earn) yang minggu lalu masih belum terlalu terlihat muaranya dimana. Masyaallah, kekuatan pikiran bisa menarik segala yang ada di penjuru bumi untuk membantu saya mewujudkan impian. Ini benar-benar di luar nalar. 

Begini ceritanya, saya punya rencana 4E yang terstruktur, sistematis, dan terprogram. Nah sayangnya keterbatasan sumber daya membuat saya membatasi rencana tersebut. Lalu tiba-tiba datanglah informasi yang saya butuhkan secara bertubi-tubi. Sehingga Allah hilangkan keterbatasan yang saya miliki menjadi peluang yang luas. Ya Allah, maka nikmat Tuhan mana yang kau dustakan? 

Jika diibaratkan di hexagon city, hexagonia itu dipenuhi seluruh kebutuhannya oleh city. Punya produk ada hexamarket, punya jasa ada hexalink, kurang modal ada pitch day dari gubernur, kurang kompetensi ada mentorship dan training, kurang tim bisa kolaborasi. Komplit banget. Secara pribadi saya pun mengalaminya loh berbarengan dengan kejadian di hexagon city. Kurang tim, dikirimin tim olehNya. Kurang ide, dianugerahi ide. Kurang omset, diamanahi proyek. Bener-bener ga ngerti lagi deh sama pemberianNya yang berkah ini. Alhamdulillah 




#ogaholeng

#HexagonCity

#Hexagonia

#ContributiontoNation

#KuliahBundaProduktif

#InstitutIbuProfesional


Selasa, 24 November 2020

Selangkah Lebih Siap di Project Passion sebelum Launching di Hexagon City

Assalamualaikum bunda produktif...

Hari ini saya mendapatkan kata inspiratif yang menggambarkan proses persiapan yang kami lakukan di tim cohousing 3 agama. Begini kalimatnya: penampilan tanpa persiapan akan turun tanpa penghormatan. Yap melakukan sesuatu tanpa persiapan sama dengan menyiapkan kegagalan.

Manusia merencanakan, Allah menentukan. Atau. Allah merencanakan, manusia menentukan?

Jika dilihat dari kacamata yang lebih luas, jawabannya tergantung dari perspektif mana kita memandang. Allah ingin kita semua mengikuti Rasulullah, tapi manusia yang memilih jalan hidupnya sendiri. Meski terkadang manusia merencanakan untuk berbuat kebaikan, namun Allah menghendaki lain. Tentu sudah menjadi tugas manusia untuk senantiasa berusaha.

Baiklah, apa saja persiapan yang kami lakukan? Semua sudah diarahkan oleh founding mother Bu Septi. Kami tinggal mengikuti saja. Intinya pada minggu ini kami mengungkapkan apa saja aktifitas yang mendukung project. Pertama aktivitas secara personal, kemudian semua yang personal itu dikumpulkan lalu dipilih mana saja aktivitas yang dibawa ke tingkat tim. Dari situ dirumuskan menjadi aktivitas tim dan dikelompokkan berdasarkan prioritas secara individu. Keren kan, bunprod ini tersttruktur, sistematis, dan terprogram dengan apik.

Nah berikut ini aktivitas saya secara personal untuk mendukung project passion.



Terpilihlah 6 aktivitas tim yang dipilih oleh masing-masing member.


Nah saya memilih action no 6 bersama dengan para pemateri lainnya.

Oiyah ada aktivitas baru di cluster kami, yaitu aliran rasa bersama seluruh member. Wah senang sekali bisa bertemu dengan cohousing lainnya. Project yang mirip tapi beda karena kami serumpun passion agama. Asik deh hexagon city ini. Banyak kejutan di tiap minggunya. Bikin nagih berdegup kencang karena kegirangan. Barakallah.

Selasa, 10 November 2020

Habit untuk mencapai milestone pertama project

Assalamualaikum bunda produktif nan shalihah..

Dua minggu ini saya sangat produktif belajar di 2 passion yang sangat menguras waktu. Yakni passion bisnis dan passion agama. Dua hal yang saling support satu dan lainnya. Agama sebagai dasar menjalankan muamalah, kemudian bisnis sebagai penunjang ketenteraman dalam ibadah. Selama entah berapa tahun di institut ibu profesional, belum pernah saya berkontribusi untuk berbagi ilmu bisnis. Alhamdulillah kemarin tanggal 9 November 2020 bertepatan dengan hari ulang tahun anak pertama yang ke 6, saya mendapat kesempatan sharing di wa grup ip malang raya. Saya mengambil topik "merencakan bisnis online shop autopilot" dengan tujuan agar para member ipmr yang punya passion bisnis bisa mengembangkan usaha sampai meraih level bebas waktu dan bebas finansial. Rasanya lega bisa give back karena ada perasaan ga happy karena selama ini sudah take so many insight dari komunitas keren ini.

Baiklah lanjut jurnal zona habit di hexagon city. Tulis lagi tujuan biar ga lupa apalagi salah arah yah. Baiklah tujuan dari project ini adalah bacaan peserta menjadi fasih, paham maknanya, diaplikasikan saat shalat, dan bisa mengajarkan ke anak-anak. Project The miracle of Alfatihah punya beberapa segmen yang dibagi tugasnya ke beberapa penanggung jawab. Nah saya ada di segmen tafsir for kids, yaitu sebuah workshop praktik berkisah bagi ibu untuk anak. Apa saja isinya?


Baru tau seperti apa rasanya membuat project secara online dengan tim yang beda secara jarak dan waktu. Seru! kita harus menyesuaikan diri, banyak toleransi, dan komunikasi produktif dengan tim. Ini pengalaman pertama yang masyaallah bisa menambah pengalaman berorganisasi jaman now. Jadi saya putuskan untuk menekuni habit komunikasi ide antar tim. Tujuannya tentu agar bisa memenuhi target deadline silabus. Selain itu agar tidak ada salah paham diantara semua member. Komunikasi memang yang kunci keberhasilan project.

Berikut ini roadmap project cohousing kami.

Alhamdulillah milestone di tahap satu sudah berhasil dengan sukses. Habit komunikasi menurut saya sangat berperan dalam tercapainya milestone ini. Caranya saya menetapkan target komunikasi harian. Selama 4 hari berkomunikasi dengan tim, selesailah target silabus di segmen tafsir for kids. Alhamdulillah.




Senin, 26 Oktober 2020

Pondasi Karakter Hexagonia, Project The Miracles of Alfatihah

Assalamualaikum bunda produktif...

Practice makes progress itu keniscayaan. Pada minggu ini dapat tugas menentukan karakter yang akan menjadi komitmen selama melaksanakan project di grup cohousing. Ini aseli tugas yang baru saya sadari begitu penting. Terlebih anggota project terpisahkan jarak dan waktu. Beda kota, provinsi, bahkan pulau. Terpisah dimensi waktu wib dan wita juga. Lalu bagaimana caranya project ini bisa berjalan lancar sesuai rencana? Dibutuhkan manajemen resiko. 

Setelah rencana project mantap, lanjut ke mitigasi bencana apa saja yang mungkin terjadi saat menjalankan project sehingga menyebabkan terlambat, kendala, bahkan kegagalan tujuan project. Berikut ini hasil diskusi cohousing kami tentang delays dan risks yang mungkin terjadi:


Cara menanggulangi berbagai tantangan dan resiko di atas adalah dengan menggenggam karakter tertentu yang mendukung keberhasilan project. Oke langsung saja ini dia ringkasan project lengkap dengan karakter pendukung beserta resiko yang mengikutinya.

Goals Project Passion:

  1. Memberikan kesempatan kepada anggota Co Housing Madani 99 untuk berbagi ilmu dan meningkatkan kualitas diri sesuai passion masing-masing. 
  2. Melatih kerja tim untuk menyukseskan project bersama-sama. 
  3. Memberikan sarana kepada para bunda untuk menyelami keajaiban QS. Al Fatihah. Dengan memahami tafsirnya, kandungan tazkiyatunnafsnya, mempelajari tahsinnya, juga melatih kemampuan menyampaikan ke anak dengan cara yang menyenangkan.

Karakter pendukung untuk Project Passion:

  1. Lillahitaala. Niat ikhlas menjalankan project semata hanya untuk beribadah, menyebarkan agama Allah.
  2. Self esteem (Percaya diri). Suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, merasa bebas untuk melakukan hal-hal sesuai keinginan dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya (Lauster, 2002). Dalam project, sikap ini ditunjukkan dengan kepercayaan diri menyampaikan materi dan berdiskusi dengan tim. 
  3. Rohmah (Emphaty). Meneladani Rasulullah yg mampu merasakan kebutuhan orang lain, masalah orang lain, sehingga  punya daya dorong untuk memberi solusi, salah satunya lewat project kita. Innamal a'malu binniatnya di sini, Mau membantu memberi solusi dan manfaat karena Allah. 
  4. Tabligh. Menyampaikan materi sesuai dengan kaidah ilmiah dan semangat berbagi. Mencurahkan seluruh kemampuan agar ilmu yang dimiliki dapat tersampaikan kepada peserta. 
  5. Siddiq. Berdakwah dengan penuh kejujuran hanya mengharap ridho Allah. Jujur atas materi dan proses yang dijalani. 
  6. Amanah. Mengerahkan seluruh kekuatan untuk mengerjakan tugas secara baik, berintegritas, dan bertanggung jawab.
  7. Fatonah. Bijaksana & cerdas dalam berdakwah, tekun, dan mampu menyesuaikan diri pada setiap tantangan yg dihadapi.
  8. Harishun ‘ala Waqtihi. Disiplin dan Pandai memanajemen waktu dengan baik.

👉🏻Delays project:

  1. Baper. Perasaan kesal yang sumbernya tidak jelas, tidak disampaikan, dan menyebabkan hubungan antar anggota tim kurang baik. 
  2. Pasif. Tidak aktif dalam diskusi tim dan sering menjadi silent reader. Sehingga tidak tercapai kekompakan tim. 
  3. Faktor eksternal. Adanya kompleksitas yg tidak terduga seperti masalah dengan peserta dan gangguan teknis, serta perubahan skala tugas. 

👉🏻Risks Project:

  1. Tidak amanah atas tugas yang sudah dibagikan sebelumnya, misalnya sampai tidak hadir sebagai pemateri. 
  2. Salah strategi. Pelaksana kurang menguasai metode & materi; waktu yg tidak cukup sehingga tujuan tidak tercapai. 
  3. Adanya anggota CH yg mengundurkan diri. Hal ini berdampak pada project terlebih jika yg bersangkutan punya amanah utama dalam project misalnya pj pemateri. 

Ini dia satu karakter yang kami pilih untuk dilatih selama project:

  • Nurlaila: rohmah
  • Leli: harisun 'ala waqtihi
  • Asri Diana: Self Esteem
  • Diah: amanah
  • Rindha:  fatonah
  • Azizah: Tabligh
  • Radiatul Muslimah: Self esteem
  • Een Laelah: Lillahita'ala
  • T. Nasrah: siddiq
  • Mila : Lillahi ta'ala


Senin, 19 Oktober 2020

Project Passion to Nation: The Miracle of Alfatihah

 Assalamualaikum ibu-ibu produktif...

Gamifikasi semakin seru di kelas bunprod, enjoy sekali saat ini 900an peserta sudah berada di kelompok kecil sesuai passion. Tiap kelompok berjumlah 10 orang dengan satu leader. Rasanya seperti hidup di komplek perumahan yang tetangganya adalah teman satu frekuensi. Terlebih sekarang kami dipersatukan oleh project bersama setelah sebelumnya kami mengumpulkan canvas passion tiap member.


Selama 4 hari berdiskusi akhirnya satu suara memutuskan project The Miracles of Alfatihah. Sebelumnya beragam ide bermunculan seperti klinik tahsin, tafsir, tazkiyatun nafs hinnga berkisah untuk anak. Semua ide itu dikemas jadi satu menjadi program yang sangat padat. Kemudian ide itu mendapat feedback agar topik lebih spesifik. Sehingga project ini berlabuh di surat Alfatihah saja yang merupakan surat terpenting yang dibaca di setiap sholat dan sehari-sehari. 


Tujuan dari project ini adalah bacaan peserta menjadi fasih, paham maknanya, diaplikasikan saat shalat, dan bisa mengajarkan ke anak-anak. Lalu apa saja yang akan ditawarkan di program The Miracles of Alfatihah?

  1. Tafsir surat Alfatihah
  2. Tahsin surat Alfatihah
  3. Tazkiyatunnafs dan terapi surat Alfatihah
  4. Praktik berkisah surat Alfatihah untuk anak
Tentang grup wa cohousing kami alhamdulillah lumayan aktif dan ceria meski sibuk dengan aktifitas masing-masing. Saya dengar di grup lain banyak yang sepi dan adem ayem. Bersyukur banget ada di grup saya ini. Kalau diskusi saling memberi saran satu sama lain. Selanjutnya semoga project ini bisa berjalan dengan lancar dan mendapat ridhoNya. Aamiin

Senin, 05 Oktober 2020

Pemilu Di Hexagon City

 Assalamualaikum bunda produktif...

Apa kabar minggu ini? Teringat kata mutiara dari para guru shalih. Dikatakan bahwa manusia yang cerdas tidak menggantungkan diri pada cita-cita. Tapi mereka melandaskan segala sesuatu pada perbuatan. Lalu yang manakah diri kita? masih berambisi pada harapan atau yang selalu realistis menengok perjalanan diri.

Minggu kedua di kelas bunda produktif sangat mendebarkan. Agendanya adlaah pemilihan umum walikota hexagon city. Ada 6 orang kandidat yang masing-masing diberikan waktu tidak sampai 5 hari untuk berkampanye. Masa yang sangat singkat. Segalanya berlangsung begitu kilat. Selayaknya pemilu biasa, ada orasi, penyampaian visi misi, blusukan, tim sukses, baliho dimana-mana, analisa pengamat politik, hari H pencoblosan, hingga quick count.

Hal yang sama sekali tidak saya duga adalah munculnya kandidat yang sangat kuat. Dia adalah mb Endang Prasdianti. Rekam jejaknya di institut ibu profesional luar biasa mentereng. Padahal namanya banyak yang baru dengar sekarang. Dulu banyak di belakang layar, menyumbangkan ide, merintis program baru, dan membangun jaringan. Tak heran banyak member yang terang-terangan mengaku hutang budi padanya. Sebab kiprah mereka di institut terjadi atas dorongan motivasi mb Dian ini.

Ya memang rekam jejak kandidat lain di IP juga hebat. Tapi ada satu keunggulan mb Dian ini yang tidak dimiliki oleh kandidat lainnya. Yakni menjadi sebab dari banyak member lain yang akhirnya berani untuk menjabat. Sehingga dukungan yang datang padanya deras mengalir seperti air bah. hehe

Ini pelajaran sangat berharga. Hal utama yang paling dibutuhkan lingkungan kita ialah dibukakannya rasa percaya diri mereka untuk mengembangkan potensi diri yang selama ini tertutup. Dengan cara diberikan kepercayaan, motivasi, peran, tanggung jawab, dan apresiasi.

Kampanye mb Dian jauh dari muluk-muluk, ia hanya menjelaskan apa saja yang ia pernah lakukan untuk komunitas. Pandangannya tentang kelemahan komunitas berdasarkan pengalamannya. Serta ide solutif untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Eh ternyata solusinya kembali lagi kepada inti value institut yakni menebar kebermanfaatan. 

Hari ini jam 7 pagi adalah penutupan pemilu. Hasil quick count sejak kemarin hingga subuh tadi posisi mb Dian memang jauh meninggalkan calon lain. Pastilah ia pemenangnya. Memang usaha setara dengan hasil yang didapat. Saya banyak belajar dari gamifikasi kali ini. Bantu sekeliling kita tanpa pamrih, biar Allah yang menentukan balasannya. Tidak sekarang, sabar hingga bertahun ke depan. Tidak di dunia ini, tunggu nanti di akhirat. Segala sesuatu sudah dipersiapkan balasannya. Tak perlu bertanya-tanya kenapa tidak ternama padahal dirimu yang paling berjasa. Sebenarnya Allah sudah menyiapkan panggung khusus untukmu. Terbukti dalam pemilu ini, mb Dian akhirnya mendapatkan posisi paling utama. Dan mayoritas anggota ridho, sepakat memilihnya. Sungguh posisi yang tepat bagi orang yang tepat.

Sementara itu di grup co housing 3 agama, kami mengadakan acara 30 menit mengenal lebih dekat. Mata saya tak henti berbinar-binar membaca kisah hidup para tetangga di grup ini. Masyaallah perjalanan mereka dalam memprioritaskan agama jauh lebih hebat. Banyak informasi baru yang sangat manfaat fii dunia wal akhirah, insyaAllah. Berkumpul dengan para shalihah mukminah semakin menguatkan iman. Bertambah rasa syukur, meningkatkan takzim pada KuasaNya. Mereka yang dulu jurusan kimia, kedokteran tanpa ada background pesantren mampu menguasai tahsin, apalagi lulus mahad bahasa arab, hingga mendirikan rumah tahfidz anak dan ibu-ibu. Ya Rabb kemana aja saya selama ini. MasyaAllah Alhamdulillah bisa berkumpul dengan para pejuang ilmu. Semangat saya terbakar agar lebih serius di dauroh, tahsin, dan baca kitab. InsyaAllah ada jalan tersendiri dari Sang Maha Petunjuk asal kita selalu menempuh jalan mendekat padaNya. Semoga rahmat dan hidayah selalu Allah curahkan pada hambanya yang mencari ilmu. Aamiin.


Senin, 28 September 2020

Kelas Bunda Produktif Week 1: Tentukan Passionmu di Hexagon City!

 Assalamualaikumwrwb bunda produktif...

Dua tahun lebih kita bersama menjalani masa-masa up and down di institut ibu profesional. Mulai dari kelas matrikulasi, bunda sayang, bunda cekatan, hingga sampailah kita di bunda produktif. Alhamdulillah di saat banyak member lain memilih hengkang dari program ini. Kita secara sadar dan waras memutuskan untuk tetap bertahan, memilih terus setia demi bahagia di ranah yang kita pilih.

Di minggu pertama ini, kami semua masuk ke dunia baru. Hexagon city namanya. Terdengar asing karena kota ini memang baru saja di launching khusus untuk member. Seru! Pertama, kami semua harus menentukan passion. Kemudian para pemeluk passion yang sama akan diletakkan di kavling (co-housing) yang sama. So relevant! banyangkan jika ini terjadi di dunia nyata. Kita tak perlu jauh-jauh menempuh perjalanan hanya untuk bersua dengan kawan yang punya passion selaras. Mereka menjadi tetangga kita! Kalau mau bikin project tinggal ngumpul di gazebo depan perumahan. Wow too good to be true, but who knows it could be happen someday starting with this program, right?!.

Serius tapi santai. Lagi-lagi sistem gugur berlaku. Bagi yang tidak mengerjakan tugas sesuai panduan wajib keluar. Seperti games pada umumnya, kalau kalah permainan akan di restart dari awal, alias member bisa join lagi di batch berikutnya. Okay lanjut bahas tugas pertama yakni membangun hexa house-ku sendiri. Di co-housing 3 passion agama, ada 10 orang dengan mba Nurlaila dari IP Sulawesi sebagai leader. 

Setelah merenung di pinggir pantai ilmu, berikut ini adalah mini compact hexa house impianku. Dihuni oleh diriku sendiri, tak ada orang lain. Sederhana namun modern dan multifungsi, hanya terdiri dari 3 ruangan utama yang sebagian besar ruangnya berdinding pintu kaca yang bisa dibuka-tutup serta cermin-cermin besar dihiasi foto-foto ulama besar dunia dan ayat-ayat dari mushaf. MasyaAllahhhh indahnya. 

Secara garis besar, ruangan dibagi menjadi dua area yakni private dan public. Karenanya seolah ada garis tegas di tengahnya yang memisahkan antara dua area ini. Di private area hanya boleh dikunjungi oleh mahrom saya. Sedangkan public area untuk umum. Sehingga bath room hanya ada tempat private. Kalau public cukup toilet, biar tamu umum tidak bisa numpang mandi, wkwk.






Private area. Bedroom & Kitchen.




-----------------------

Public area. Library & Mushalla.









Barakallahufiikum.

Rabu, 22 Juli 2020

Metamorfosa: pendidikan mind map jaman now

Assalamualaikum ibu-ibu pembelajar...

Hari ini awal-awal bulan Dzulhijah, alhamdulillah masih merasakan hari-hari yang paling dimuliakan oleh Allah. Minggu lalu mengikuti selebrasi kelulusan program bunda cekatan dari Institut Ibu Profesional. Tak terasa sudah selesai menjalani 6 bulan kuliah online ala ibu-ibu disini dan berhasil wisuda. Bagaimana rasanya? Seperti restart ulang program kehidupan sih.

Keren banget model pembelajaran di bunda cekatan ini. Meski online tapi feel-nya itu loh. Kita benar-benar dituntut mikir. Mengukur kapasitas diri dengan jujur. Membuat indikator keberhasilan sendiri. Menjalankan komitmen dan merumuskan kebahagiaan. Perasaan diaduk-aduk saat evaluasi mengetahui seberapa ngotot kita meraih mimpi. Sekedar jadi pemimpi rebahan atau pejuang pendaki. Ohhh inilah sebenar-benarnya pendidikan bagi diri sendiri. Dari saya, untuk saya, dan bagi saya. Segalanya bebas ditentukan oleh diri sendiri. Bukankah hidup memang seperti itu? Pada akhirnya diri kita sendiri yang menentukan, bukan orang lain. Karenanya jangan menuntut orang lain untuk berubah sebab mengubah diri sendiri saja sulitnya minta ampuuun.

Baiklah, mari flashback apa saja yang saya jalani selama 6 bulan ini di program bunda cekatan:

  1. Menentukan apa yang disukai dan tidak disukai
  2. Memetakan kekurangan dan kelebihan, serta apa yang benar-benar paling membahagiakan
  3. Membuat peta hidup (mindmap) serta langkah-langkah kecil untuk mencapainya
  4. Mempelajari segala ilmu untuk mencapai tujuan itu
  5. Mengaplikasikan ilmu yang sudah dikuasai 
  6. Menjadi mentor dan mentee sekaligus di bidang yang menunjang pencapaian tujuan
  7. Mencatat kemajuan sekecil apapun
  8. Mengevaluasi kesalahan dan berusaha memperbaiki
  9. Merenungi perjalanan apakah sudah on track atau salah
  10. Menguatkan komitmen pada tujuan dan kembali melangkah
  11. Selebrasi hasil di akhir periode 



Kurang lebih itulah semua tahap yang dilalui menggunakan istilah metamorfosa daur hidup ulat. Yakni dimulai dari telur, ulat, kepompong, dan kupu-kupu. Pertanyaan besarnya adalah apakah saya benar-benar menjadi kupu-kupu? Dilihat berdasarkan mind map memang belum sampai di tujuan akhir. Namun satu hal pasti, jalan yang ditempuh sudah on track. Perlahan menuju kesana. Tak perlu tergesa untuk terbang jika saat ini hanya mampu berjalan.

Sabar. Masing-masing dari kita punya keterbatasan. Itu ujian yang mendewasakan. Program pendidikan dariNya. Langsung dibimbing olehNya. Cara Allah membawa kita kembali padaNya, baik dengan cara lembut maupun paksa.

Terakhir silakan dinikmati selebrasi kelulusan dari HIMA Malang Raya. Setiap kemajuan sekecil apapun pantas untuk diapresiasi dan dirayakan. Barakallah.


#aliranrasa
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Minggu, 19 Juli 2020

Lulus dan Wisuda

Assalamualaikum teman-teman pembelajar...

Dua kata jebakan di judul ini. Membuat banyak orang terlena. Lulus diartikan selesai. Wisuda dianggap garis finis. Padahal sebenarnya ada banyak tantangan baru dimulai dari dua kata itu. Lulus dari satu tahap, naik menuju tahap yang lebih sulit. Wisuda dari satu hal, sehinga punya tanggung jawab yang lebih besar untuk berkontribusi terhadap hal tersebut.

Rasanya saya tidak terlalu senang dengan dua kata itu. Minggu lalu kelas bunda cekatan mengadakan selebrasi kelulusan. Saya ikut diwisuda. Menjadi kupu-kupu bunda cekatan. Lulus sebagai mentor hijrah muslimah. Dan sebagai mentee berkisah siroh nabawiyah.

Artinya apa? saya punya beban lebih besar untuk berkontribusi disitu. Sudah seharusnya lulus tak sekedar titel. Baiklah. Saya memutuskan untuk berjuang meneruskan habit cekatan di bidang yang diwisuda.

Selalu ada cara lain untuk berbuat kan? menyampaikan soal hijrah dan siroh nabawiyah tak melulu harus dengan metode ceramah. Saya suka puisi, cerita, dan sastra. Kenapa tidak? banyak jalan menuju roma. Saya akan menempuh jalan yang dapat meningkatkan level bahagia.

Seindah ini bahagia menemukan cara. Alhamdulillah.

Lalu untuk mendukung cara baru ini. Mulai sekarang penyebutan kata saya dalam tulisan ini akan berganti menjadi aku. Kata aku lebih sarat akan sastra. Ya kan.

Baiklah aku, aku, aku.

Sampai jumpa di jalan dakwah. Salam hijrah cinta.

#hijrah

Senin, 06 Juli 2020

Rayakan Kemajuan dengan Mentor dan Meentee

Assalamualaikum teman-teman pembelajar...

Siapa orang yang mau merugi? Pasti gak ada yang mau kan. Dikatakan oleh Rasul bahwa segala yang dikerjakan dengan niat bukan karena Allah adalah kerugian.

Niat semuanya bermuara untuk Allah. Makan agar kuat ibadah. Mandi agar suci dari najis. Belajar agar semakin takut padaNYA. Bekerja untuk bersyukur. Berdoa agar diberi petunjuk. Cuci piring untuk mengabdi. Mengurus rumah tangga agar mendapat ridhoNYA. Dan berteman untuk saling menasihati.

MasyaAllah, indahnya hidup seorang muslim. Meski dunia ini menarik, tapi hatinya sama sekali tak tertarik sedikit pun pada dunia. Baginya ridho ilahi adalah satu-satunya standar untuk hidup. Itulah bahagia. Yakni ridho Allah.

Kepintaran tak membuatnya berkhianat. Kekayaan digunakan untuk meneruskan perjuangan dakwah Rasulullah. Harta membuatnya makin taat. Raganya hidup di dunia, tapi hatinya melayang menuju Rabbnya. Hari-harinya sibuk dengan ilmu dan amal. Tak ada waktu sia-sia, berangan-angan mengharap selain padaNya. Tujuannya hanya keselamatan, Islam, Iman, dan cintaNya.

Terima kasih kepada mentor dan mentee saya yang keduanya telah bersama-sama dengan saya selama 7 minggu ini. Saling membersamai dalam ketaqwaan. Barakallah fii umrik. Segala perbuatan sudah ada balasannya.




#Buncek
#InstitutIbuProfesional
#Week7
#TerimakasihMentor
#TerimakasihMentee

Selasa, 30 Juni 2020

Uji Konsistensi di week 6 Kelas Kupu-kupu Buncek: Project Berkisah

Assalamualaikum teman-teman pembelajar...

Seperti kata ustadz di medsos: istiqomah itu berat, yang gampang itu istirahat. Betuuul sekali. Semua orang pasti ingin berubah lebih baik, lebih rajin, giat, semangat, dan produktif. Berapa orang yang mau dan kuat bertahan menjalani prosesnya? Nyatanya banyak yang mau mendaftar program mentoring, baik menjadi mentee maupun mentor. Berapa banyak yang kuat bertahan? lumayan banyak sih. Tapi berapa banyak yang bersabar menjalani? tidak banyak!

Apa itu bersabar? serius, aktif, progresif. Ini adalah definisi sabar yang saya dapatkan dari majelis ilmu di pengajian salaf. Sabar itu kata aktif, bukan kata pasif. Jadi kalau ada orang bilang, "Aku tuh udah sabar tapi dia masih aja menyakiti aku, capek aku tuh sama sikapnya, gak mau ngertiin, bla bla bla". Berarti dia dusta bilang sabar padahal sejatinya ia mengeluh, gak ikhlas menjalani ujian yang menimpanya.

Di minggu keenam ini Bunda Septi mewanti-wanti para mahasiswi ibu profesional agar jangan sampai jadi kupu-kupu yang gagal terbang. Sebabnya beragam mulai dari tidak yakin dengan mindmap, gonti-ganti mentor, salah pilih bidang dan topik, kesulitan mengatur prioritas, tidak ada supportive system, dan lainnya. Intinya bagi saya sih satu: belum live bold.

Begini maksudnya, orang yang live bold adalah yang sudah tahu betul 1000% siapa dirinya, mau apa, kemana, bagaimana caranya, dan tujuannya. Jadi tidak tergoda pada apapun yang menghalanginya dari visi awal. Tapiii bagaimanapun juga saya menyadari peserta kelas kupu-kupu ini usia dan pengalamannya beragam. Biasanya orang akan matang di usia sekitar 30 tahun. Oleh karena itu, penduduk surga nanti semuanya berada di usia antara 30, 31, 32 tahun. Sama rata. Alhamdulillah saat mengikuti kelas kupu-kupu ini kok pas saya berada di usia hampir matang tersebut. Sehingga saya hampir tidak pernah ganti topik, bidang, mentor, dan mentee.

Sebagai mentee berkisah, awalnya saya mengalami inkonsistensi berkisah pada anak saya. Oleh karena itu, saya punya ide untuk membuat video kisah untuk anak saya. Bermodalkan pengalaman mengelola dua channel youtube anak saya: Rubichan Kids dan Super Roshan. Maka saya akan membuat channel youtube kisah-kisah Islami. Dengan niat untuk dakwah dan sedekah konten, semoga bermanfaat bagi penontonnya. Syukur-syukur jika Allah mendatangkan rezeki melalui perantara channel tersebut. Sebab manusia ditugaskan untuk berusaha, sedangkan hasil adalah murni hak prerogatifnya Allah. Inilah sebenar-benar pondasi tawakkal.





Selasa, 23 Juni 2020

Hijrah: Latihan, Gagal, Latihan, Gagal lagi, Teruskan

Assalamualaikum bunda pembelajar...

Pernahkah dulu saat kecil bercita-cita ingin menjadi super hero? Seperti power ranger, sailormoon, superman, dan lainnya. Saya sih termasuk yang pernah. Haha. Berimajinasi seolah mengubah dunia to be a better place itu mudah. Semudah membalik telapak tangan.

30 tahun berlalu, kehidupan menyadarkan impian itu rupanya ada di luar kemampuan diri. Bangun woi, bertanya-tanya apa yang bisa kulakukan untuk dia, mereka, dunia. Lalu apa kabar dengan aku? diriku sendiri. Sifat lemah, malas, penakut, tergantung, egois, dan munafik yang menggerogoti hati. Butuh segera diobati dengan ilmu, iman, dan amal.

Menjadi mentor di bidang hati memang sebuah tantangan. Bukan sok ngajari orang jadi bener, tapi bersama-sama saling menguatkan dalam proses hijrah yang berat. Dimana posisi hatiku minggu ini? apakah sudah lebih baik dibandingkan minggu lalu. Sudahkah aku memahami kisah Maryam, Fatimah, Khadijah. Para wanita penghulu surga.

Di tengah hiruk pikuk dunia online dan offline. Yang kita perlukan untuk berhijrah adalah masuk ke gua selama beberapa saat. Seperti Nabi yang ke gua hira untuk merenung. Itu juga yang kita butuhkan. Masuk ke peraduan hati sendiri. Menanyakan hubunganku dengan Allah, dengan Nabi. Sedekat apakah kami. Sudahkah Allah mencintaiku? atau cintaNYA bertepuk sebelah tangan lantaran aku terlalu sibuk.

Sedih Yaa Rabb.

Sudah ku unfollow ratusan akun yang menghalangiku dari jalanMu. Sudah jaga jarak dengan orang-orang negatif. Sudah mengikuti kajian guru-guru mulia. Tapi hamba gagal lagi, gagal lagi untuk tidak suudzon, berhenti kepoin seleb, iri, dengki, dan berbagai penyakit hati. Ini adalah perjalanan hijrah hati seumur hidup. Tidak mudah. Kenikmatan surga hanya bisa didapat dengan perjuangan kan, tidak mungkin kebahagiaan diraih dengan kemudahan, santai-santai, ini kan bukan sinetron. Jalan ceritanya indah, berakhir indah pula, wkwk.

Kemudian sebagai mentee berkisah, insyaAllah sudah mantap saya akan membuat channel youtube untuk ini khusus. Supaya ada hasil yang kelihatan dari belajar berkisah selama ini. Alhamdulillah dipertemukan dengan pembuat sumber daya yang saya butuhkan. Tiba-tiba! yap tiba-tiba ada yang posting kebutuhan itu dan sekota. Perfect.

Intinya kalau sudah memutuskan untuk hijrah. Perjuangan terjal, kehilangan, keterasingan, kesendirian, kesedihan, fitnah, dan ujian semua terasa sebagai perhatian dari Allah. Saya ridho menerima. Kuterima dengan ikhlas, senang hati. Siapa yang lebih berkuasa dari Allah? Semuanya kan terjadi atas kehendakNYA. Tak ada yang bisa kita perbuat selain menerima dan menjalani. Itulah kunci bahagia.

Jangan dengerin lagu galau saat galau, nanti semakin menjadi sedihmu. Cari ilmu agama, datangi ustadz/zah. Jangan curhat ke orang lain tentang sedihmu, mereka pun tidak mampu mengatasi kesedihannya, jadi tambah parah. Cari kebenaran, sumbernya dari pengajian dan AlQuran. Sebenarnya semua yang terjadi pada kita juga terjadi pada orang-orang sebelum kita. Kejadian yang kita alami juga menimpa banyak orang. Bedanya ada yang merespon dengan jalan kemaksiatan dan ada yang memilih jalan taqwa. Itu saja. Hitam dan putih, tak ada abu-abu.

Itu dulu false celebration saya di minggu ke 8 kelas kupu-kupu buncek ini. Esok pasti lebih baik dari hari ini. Kita pasti mendapatkan ganti atas kehilangan apapun, tapi jika kehilangan Allah maka tak kan pernah kita menemukan pengganti. Dialah satu-satunya penguasa, tempat bergantung, bersandar, dan berserah. Alhamdulillah.

Terakhir, ini dia pertunjukkan ala ninja dari anak pertama saya yang super keren. Selamat menikmati dunia sekaligus mengejar akhirat. Salam cekatan dan produktif.


Senin, 15 Juni 2020

Di Tengah Perjalanan Mengarungi Mentorship Buncek Kupu-kupu

Assalamualaikum ibu-ibu pembelajar...

Minggu ke empat dari delapan mentorship. Artinya kita sampai di pertengahan jalan. Saatnya ambil jeda untuk memikirkan setengah perjalanan yang telah lalu. Apakah sesuai yang kita harapkan? atau tidak.

Peran sebagai mentor rasanya lebih baik daripada mentee. Saya akui lebih sulit jadi mentee yang baik daripada jadi mentor. Ngajari orang lain lebih mudah daripada ngajari diri sendiri untuk bergerak. Demi orang lain kita berbuat lebih banyak, agar kelihatan wah. Sementara untuk diri sendiri, lalai. Rencana yang dibuat untuk diri sendiri banyak terabaikan. Oh betapa lengah diri ini.

Posisi mentor tentang membersihkan hati bisa saya perankan sepenuh hati sebab saya sendiri sedang menjadi mentee di bidang ini. Sehingga otomatis apa yang saya dapatkan dan jalankan bisa langsung ditransfer ke mentee. Beliau bilang pernah mengalami masa sulit sampai berada di titik ingin mati saja. Jujur saja, ini umum dialami oleh orang yang sedang hijrah. Makin tinggi iman seseorang, justru makin berat ujian yang menimpa. Seolah Allah ingin berkata: tunjukkan besarnya cintamu padaku, buktikan kau mampu melewati duri dan mengarungi badai demi menggapai cintaKu. Ingat kisah Nabi Zakaria yang badannya terbelah dua oleh gergaji. Maryam mengandung, terusir dari kampungnya, melahirkan dan membesarkan anaknya sendirian. Fatimah menahan lapar, mengurus ayahnya, memilih hidup dalam kemiskinan penuh syukur serta selalu menyembunyikan kecantikannya.

Perjalanan hijrah membersihkan hati adalah seumur hidup. Sikap kita menghadapi ujian benar-benar menguras emosi dan air mata. Ditinggalkan, dipisahkan, kesendirian, penyakit, fitnah, kemiskinan, kelaparan, dan dizolimi. Itu biasa. Semua orang hijrah akan mengalaminya. Tidak manusiawi jika merespon ujian-ujian itu dengan marah, kecewa, putus asa. Allah berfirman siapa yang tidak ridho dengan ketetapanKu maka carilah Tuhan lain selainKu. Jadi apalagi yang bisa dilakukan selain berserah? Betul-betul menyerahkan keputusan padaNya. Itulah yang diinginkanNya. 100% tawakkal. Hei ingat tawakkal itu bukan kata pasif. Sebaliknya, tawakkal adalah kata aktif, kata kerja yang menuntut kita membuktikan diri. Berusaha menjauhi larangan dan memenuhi perintah semampunya.

Selanjutnya cerita menjadi mentee berkisah. Hari ini saya mengisahkan tentang perang Khaibar kepada anak saya yang 5 tahun. Dia memang selalu suka dengan kisah. Masalahnya adalah saya sendiri yang tidak konsisten berkisah setiap hari. Padahal manfaat berkisah ini sangat besar. Anak jadi fasih ngomong dan bercerita panjang lebar. Anak jadi lebih percaya diri. Punya imajinasi besar. Mampu memahami pesan dan menceritakan kembali pada orang lain.

Baiklah di setengah perjalanan mentorship mendatang, saya akan lebih konsisten berkisah. Caranya: membuat daftar kisah harian senin sampai minggu. Menjadwalkan waktu berkisah saat bangun pagi dan tidur malam karena bagi anak saya itu waktu yang sangat dia butuhkan untuk bersama dengan saya. Kemudian hasil dari berkisah bisa dilihat pada karakter yang anak saya munculkan di channel youtubenya berikut.


Senin, 08 Juni 2020

Parttime Homeschooling sebagai Prioritas Ibu Profesional

Assalamualaikum ibu-ibu pembelajar...

Pada akhirnya nanti kita tidak akan menjadi apa-apa. Tidak bisa menjadi siapa-siapa. Jika tidak fokus dari awal mau menguasai bidang apa dan konsisten menekuninya. Itulah yang disampaikan bu Septi di minggu ketiga kelas bunda cekatan sekarang.

Banyak dari peserta yang masih "maruk" seperti saya ingin meraih sebanyak-banyaknya ilmu dengan belajar ini itu. Seolah mampu melahap semuanya padahal kesibukan harian sudah padat tak ada habisnya antara ranah domestik di rumah dan urusan publik di luar. Para ibu sudah lelah dan kadang jengah dengan rutinitas mengurus berbagai hal. Ditambah mengerjakan tantangan-tantangan baru di kelas buncek. Mana ada waktu luang? jika ada 15 menit saja sehari, gunakan untuk menambah jam terbang keahlian. Itu cukup. Lebih baik 15 menit sehari secara konsisten selama 9 tahun lalu bertambah, daripada 20 jam sehari selama 1 tahun lalu berhenti. Bu Septi sudah membuktikannya dan berhasil.

Semua orang ingin yang serba instan dan cepat lalu sukses. Catat yah, model begitu memang bisa sukses tapi segera pudar. Nikmati saja prosesnya dan kau akan menemukan "strong why" -mu semakin hari semakin besar. Tak akan berhenti melangkah belajar dan berbuat walau badai menghadang. Sebab prosesnya lama sampai matang. Kau mengerti keahlian yang sedang kau pelajari ini sangat berarti sebab ini adalah prinsip dan komitmenmu dalam hidup. Bahkan dengan atau tanpa bayaran, kau tetap akan melakukan hal ini. Saat bangun pagi perasaan ingin segera melakukannya akan membangunkan ragamu dari rasa malas dan mengantuk. Temukan itu!

Apa saya sudah menemukannya? Alhamdulillah sudah. Setelah menjalankan selama beberapa bulan terakhir akhirnya saya mantap memilih: Parttime Homeschooling melalui channel youtube - sebagai prioritas yang saya ingin kuasai dengan cinta.
Ini adalah kegiatan "all in one" dalam wishlist saya. Semua bisa masuk di dalamnya loh. Bisa mengajarkan materi sekolah, pembiasaan ibadah, serta dokumentasi kegiatan anak. Hasilnya bisa dilihat di channel Super Roshan dan Rubichan Kids. Sengaja dibedakan karena kegiatan anak laki dan perempuan memang tidak sama.

 





Tujuan partime homeschooling ini, selain untuk anaknya juga sekaligus buat emaknya belajar. Bagaimana tidak kan semua materi diajarkan oleh emaknya langsung. Otomatis emaknya harus cerdas dan berilmu. Caranya wajib mencari guru, mencatat, membaca buku, dan menuliskan ilmu yang telah dikuasai. Selain itu, mengajar juga merupakan cara paling efektif supaya ilmu lebih melekat sempurna. Pasti mengajar anak sendiri lebih afdol sebelum mengajar orang lain. InsyaAlloh ilmu yang bermanfaat dan menjadi jariyah hingga hari akhir.

Setelah anak memahami materi yang disampaikan, ia pun tinggal mengulang ritme yang kita dilalui emaknya yakni menuliskan dan mengajarkan. Rencana saya dalam membantu anak mewujudkan ini melalui youtube channelnya. Tagline untuk anak buatan saya yaitu: I am not playing with toys, I am playing with friends. Dengan begitu, ia akan menghadapi lingkungan sosial yang nyata. Tidak melulu di rumah bermain dengan gadget dan mainan anak. Kecerdasan emosional hanya bisa diasah dengan pembiasaan mengelola rasa sehari-hari. Dan parttime homeschooling insyAllah mewadahi harapan  ini.





Rabu, 03 Juni 2020

Menjadi Youtuber Anak Pemula

Assalamualaikum teman-teman pembelajar..

Hari ini adalah hari bersejarah bagi saya. Betapa tidak, setelah hampir satu tahun membangun channel youtube anak saya: Rubichan Kids. Akhirnya bisa memenuhi syarat untuk program monetisasi. Tentu ini pencapaian yang luar biasa, mengingat saya sama sekali tidak ada pengalaman apapun sebelumnya dalam bidang vlog, videografi, apalagi mimpi jadi youtuber.

Awalnya niatan membuat youtube adalah untuk memindahkan data yang ada di hape ke media lain. Sebab memori hape saya sudah full tidak bisa menampung video anak yang jumlahnya ratusan. Sayang sekali kalau dibuang kan, jadi perlu memindahkannya ke youtube. Selain bisa diakses pribadi, jika ternyata video itu bermanfaat bagi orang lain tentu akan menghasilkan rupiah.

Apa syarat agar channel youtube bisa dimonetisasi? ada dua yakni jumlah minimal subscriber ada 1000 dan waktu tayang setahun terakhir minimal 4000 jam. Hari ini jumlah subscriber Rubichan Kids sudah di atas 1600 dan waktu tayangnya sudah 11.498 jam (hampir 3x lipat dari syarat). Artinya channel ini sudah melampaui persyaratan monetisasi. Lalu kenapa saya baru mendaftar di program hari ini? sebab saya tidak tahu kalau syarat telah terpenuhi sejak beberapa waktu lalu. :D

Baru hari ini saya mencari tahu dengan sungguh-sungguh cara mengetahui total waktu tayang. Rupanya ada cara khusus. Bukan sekedar sekilas melihat ringkasan di dashboard youtube studio saja. Perlu mencari "last 365 days watch time" yang di tulis dalam bentuk menit. Saya membaginya sendiri dengan 60 menit, kemudian dapat hasil berapa jamnya.

Penasaran seperti apa video youtube anak saya? ini loh salah satunya.

Channel ini didedikasikan untuk dokumentasi kegiatan keseharian anak sebagai portfolionya. Ke depan nanti rencana akan dibuat drama berisi pesan moral bagi anak-anak. Tentu menunggu saat anak saya sudah agak besar dan mengerti cara berakting.

Eits saya juga sedang membangun channel youtube anak pertama yaitu Super Roshan. Masih sedikit viewer dan subscribernya. Saya tidak merekomendasikan jaringan saya untuk subscribe, kecuali keluarga dekat. Biar channel tumbuh secara organik. Mereka yang suka akan subscribe dengan sendirinya.

Jumat, 15 Mei 2020

Serunya Menjadi Mentee Berkisah dan Mentor Pure Heart Sekaligus

Assalamualaikum ibu-ibu pembelajar...

Bagi para pecinta ilmu, kadang perjalanan mencari ilmu bisa jadi melelahkan dan membosankan. Cara kreatif dari tim ibu profesional di kelas kupu-kupu saat ini sangat menantang. Kami semua diminta untuk jadi mentee dan mentor sekaligus.

Selama 8 minggu bersama mentee dan mentor yang sama. Bosan ga tuh? Tergantung cara masing-masing. Tapi saya tidak jenuh loh. Malah overload happiness. Bahagiaa sekalii. Bagaimana tidak? Saya mendapat mentor dengan bidang yang sesuai mindmap yakni berkisah untuk anak. Serta mendapat mentee untuk belajar tentang cara mengatasi masalah secara Islami.

Di minggu kedua ini kami menentukan tujuan selama program mentorship.
1. Sebagai mentee saya bertujuan untuk membuat kurikulum berkisah untuk anak,
2. Sebagai mentor saya bertujuan membantu mentee menemukan caranya sendiri untuk menghidupkan ruh, tak sekedar hidup untuk raga.

Assessment diri sendiri yakni saya menilai tingkat keahlian yang sedang saya asah saat ini menurut saya pribadi seperti apa, apakah pemula baru mulai belajar, apakah selama ini sudah mendalami dan ingin menambah jam terbang, atau saat ini sedang ingin mempelajari teknik tertentu di keahlian tersebut. Jadi sebagai mentee berkisah saya termasuk sudah mendalami dan perlu mengasah jam terbang. Sejak anak usia 2 tahun saya sudah membacakan kisah padanya. Saya juga mengikuti pelatihan dan training berkisah yang diadakan komunitas cinta anak dan komunitas pengkisah nasional. Selain itu saya mengoleksi buku-buku cerita anak. Serta berencana menjadi penulis kisah, modalnya sudah bergaul dengan para penulis dan editor dari beberapa penerbit mayor.

Selanjutnya yang akan saya lakukan sebagai mentee berkisah yaitu:
a. Membuat jadwal berkisah secara teratur setiap hari,
b. Lebih banyak membaca siroh nabawiyah sebagai bekal berkisah tanpa buku,
c. Membuat komunitas berkisah di lingkungan terdekat,
d. Menulis naskah untuk diterbitkan.


Kemudian assessment diri sebagai mentor, saya berpengalaman selama lebih dari 6 tahun menjalani rumah tangga yang dianugerahi banyak hal untuk disabari dan disyukuri. Meski akhirnya kandas, saya merasa tidak gagal dalam mempertahankan bahtera sebab standarnya adalah iman dan taqwa. Semua sudah sesuai dengan syariat Islam. Ketetapan Allah lah yang menentukan takdir saya menjadi singleparent. Ya gapapa. Yang menentukan seseorang itu baik di mata Allah bukan statusnya, single, menikah, duda, janda, anak, muda, tua, atau pekerja. Standar dari Allah cuma satu, tak bisa ditawar dan digugat yakni taqwa.

Sudah berapa lama kita hidup? Sudah sehidup apa ruh kita? Selama ini lebih banyak mana waktu untuk menghidupkan ruh daripada raga yang sifatnya sementara? Jika berhasil menjawab pertanyaan ini semua, insyaAllah kita akan menjadi hamba yang 100% menghamba. Menerima Qada' dan Qadar-Nya sepenuh cinta. Tidak ada lagi pikiran sempit yang mempertanyakan, "Mengapa ini terjadi padaku". Hei! Jika sudah menjadi kehendakNya siapa kita berani menyangsikan. Siapa diri ini di hadapan Sang Rabb Pencipta Penguasa Seluruh Alam? Yakin, pasti itulah yang terbaik. Tinggal bagaimana kita memetik hikmah dan mengambil pelajaran.

Selanjutnya sebagai mentor yang baik, saya akan berusaha membantu mentee menemukan cara yang tepat untuk lebih mengenal diri sebagai hambaNya. Sehingga ia bisa menghadapi berbagai permasalahan. Menemukan ketenangan jiwa melalui tarbiyah yang berkelanjutan. Serta mengenal teladan terbaik Nabi Muhammad SAW dan pemimpin wanita surga Fatimah Azzahra. Sungguh segala yang kita hadapi saat ini tidak ada apa-apanya dibandingkan keduanya. Jangan sedih berlebihan, justru kejatuhanmu adalah saat berharga untuk menghapus harap pada manusia dan dunia. Jadikan musibah sebagai sarana pembuktian bahwa kita adalah penjuang cinta Allah dengan cara sabar, tenang, ikhlas menerima ketentuanNya. Alhamdulillah for everything.


Oh iya hampir lupa, soal video call pertama kali dengan mentor dan mentee saya secara personal. Berkesan. Biasanya hanya chat di facebook messanger. Akhirnya kami bisa bersua lewat video. Meski ada gangguan sinyal yang kadang membuat suara putus-putus dan gambar jadi blur. Tapi akhirnya kami bisa saling memandang, melihat auranya, gesture tubuh, dan susananya memang berbeda. Alhamdulillah semuanya terjadi antara wanita. Semakin cinta dengan institut ibu profesional.

#InstitutIbuProfesional
#jurnalminggukedua
#kelaskupukupu
#bundacekatan






Jumat, 08 Mei 2020

Jurnal Kelas Kupu-kupu Buncek 1

Assalamualaikum ibu-ibu pembelajar...

Alhamdulillah minggu ini saya masuk di tahap terakhir dari program bunda cekatan. Setelah kelas kepompong usai, sekarang mulai menjadi kupu-kupu. Belajar mengepakkan sayap untuk pertama kalinya. Caranya yaitu dengan dobel tugas menjadi mentee dan mentor sekaligus. Dalam waktu yang bersamaan.

Sekitar 1500 mahasiswi berebut posisi menjadi mentee. Tidak sulit. Semua bisa mendapatkan mentor dambaannya. Tapi bagaimana dengan menjadi mentor? Rupanya tidak semua dapat kesempatan itu. Banyak mentor punya lebih dari satu mentee. Otomatis banyak mahasiswi hanya kebagian peran jadi mentee tanpa kesempatan jadi mentor. Yah mau bagaimana lagi, jodoh telah habis. Kenyataan harus berdamai dengan diri sendiri. Menerima untuk saat ini jadi mentee saja, itulah yang terbaik.

Saya termasuk beruntung punya dobel peran. Awalnya merasa kemaruk ingin jadi mentee di beberapa bidang. Punya mentor lebih dari satu. Oh rupanya harus pilih satu. Jadi saya mantapkan hati memilih mentorship tentang Berkisah untuk membentuk karakter anak. Mentor saya yaitu mba Roza Sunita dari Pekanbaru.

Separuh AlQuran adalah kisah. Allah mengajarkan ilmu kepada manusia lewat kisah. Sebagai seorang ibu sepatutnya kita meniru caraNya ini. Mendidik anak dengan kisah teladan. Membicarakan Nabi dan Rasul. Orang-orang shalih, ulama terdahulu. Cara hidup yang sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW. Berkali-kali saya menyampaikan pada anak agar tidak meniru saya, tapi contohlah Nabi yang kisahnya selalu kami bincangkan. Saya tentu banyak sekali kekurangan, sehingga tidak layak ditiru.

Peran sebagai mentor berjalan sangat indah. Buddy saya yang lalu di kelas kepompong mengajukan diri sebagai mentee, mb Istyari Fitria dari Lamongan. Ditambah satu lagi mb Putri Rizki Arlita dari Garut. Saya menawarkan mentorship tentang cara menyikapi masalah rumah tangga berdasarkan syariat. Sebuah cara mengatasi persoalan tanpa melibatkan perasaan dan logika berlebihan.

Wanita muslimah itu beda dari wanita pada umumnya. Mereka ada yang mengedepankan perasaan dan ada yang memaksakan logika. Nah muslimah tidak bergantung pada itu semua. Begini, perasaan dan logika kita sempit dan terbatas. Belum tentu benar. Malah seringkali berlebihan. Kita tidak bisa klaim segala yang ada di pikiran adalah nyata sebelum konfirmasi kesana kemari. Maka sudah seharusnya kita tidak bertindak berdasarkan perasaan dan logika, tapi pakai syariat. Pasti benar dan pasti sempurna. Meski hati terluka, namun ada sisi lega sebab berusaha taat padaNya. Siapa yang patuh akan dibalas dengan cinta dan bahagia. Siapa yang tak ingin mendapat ridhoNya? Dia yang tidak pernah ingkar, Maha Indah, Maha Cinta.

Inti tujuan dari kedua mentee saya yaitu ingin mempelajari cara agar lebih bijak dalam mengatasi persoalan rumah tangganya masing-masing. Tentu masalah yang dihadapi berbeda. Sehingga personal chatting dengan pendekatan personal lewat fb messanger berperan disini. Semoga saya bisa menjadi mentor yang baik.

#jurnalkupukupu
#institutibuprofesional
#bundacekatan
#mentordanmentee

Jumat, 24 April 2020

Anak anti Bosan di Rumah Aja

Assalamualaikum ibu-ibu pembelajar...
Alhamdulillah kelas buncek sudah merayakan lebaran duluan. Unik yah. Karena kelas kepompong sudah selesai puasa satu bulan untuk kebiasaan buruk. Di minggu ke empat ini saya puasa dari blast (boring, lonely, anger, stress, and tired) anak.

Beberapa hal yang saya lakukan agar anak tidak bosan di rumah aja:
1. Selalu membiasakan bangun pagi dan tidur sebelum jam 9 malam
2. Taat waktu olahraga, belajar, dan bermain
3. Mendorong kemandirian makan, mandi, berpakaian, jajan sendiri

Pagi hari, anak beres dengan diri sendiri seperti sudah mandi dan sarapan. Kemudian olahraga dulu seperti naik sepeda atau sepatu roda. Selanjutnya belajar di rumah. Tapi namanya anak-anak ya kadang tidak sesuai jadwal. Seringkali maunya main dulu baru belajar. Saya bolehkan asal sudah belajar ngaji. Bisa loh si anak mengikuti peraturan.

Saat anak sedang main, mereka serius. Maka saya mundur, hanya melihat dari jauh. Sebisa mungkin tidak mengganggu apalagi menyela bahkan menghentikan tiba-tiba (seperti yang dilakukan ibu-ibu lainnya). Nanti anak jadi sedih, tidak semangat belajar. Mereka butuh ruang untuk bermain, biarkan hajat itu selesai sampai tuntas. Kita ingatkan saja soal waktu. Berapa lama waktu yang sehat untuk bermain bersama teman sebaya, bermain bersama gadget, dan nonton kartun. Masing-masing ada porsi menit tersendiri.

Jika anak lalai barulah kita boleh menyela, bahwa ada tugas lain yang belum dikerjakan. Jadi para ibu seolah bermain layang-layang. Kadang perlu diulur, kadang ditarik. Jangan ditarik terus si anak nanti tidak bisa terbang tinggi. 

Saat si anak lelah bermain di luar dan merasa bosan. Inilah waktu yang tepat untuk para ibu berhenti dengan segala macam pekerjaan. Si anak sedang minta diperhatikan. Si ibu bisa masuk dengan kisah dan nasihat untuk menyentuh jiwa anak. Ajak anak untuk mendengar kisah teladan nabi dan orang shalih. Atau bisa evaluasi tentang kesalahan di hari kemarin. Tentu dengan bahasa dan cara menasihati yang paling baik. Satu caranya adalah memaafkan terlebih dahulu sebelum anak meminta maaf. Jika masih ada amarah sebaiknya hindari menasihati sebab nanti nasihatnya tidak sampai ke hati. 

Jurnal Week 4 Kelas Kepompong Bunda Cekatan - Institut Ibu Profesional
#jurnalpuasaminggu4

Jumat, 17 April 2020

Jurnal Week 3 Puasa Ngaret kelas kepompong

Assalamualaikum ibu-ibu pembelajar...

Minggu ketiga dari kelas kepompong. Alhamdulillah. Makin dekat waktu untuk menjadi kupu-kupu indah. Wah berarti sudah tiga minggu saya menjalani tirakat puasa. Pertama, puasa medsos sampai sekarang masih berjalan konsisten. Kedua, puasa begadang demi anak sampai sekarang juga lancar sebelum jam 9 malam sudah masuk kamar tidur. Lalu sekarang puasa ngaret hasilnya masih belum maksimal.

Puasa ngaret ini agak berat. Tapi sangat menantang. Sebelumnya tidak ada rutinitas wajib, sekarang semua jadi serba terjadwal rapi. Biasanya pagi, anak bebas mau main. Sekarang mereka harus olahraga dulu kemudian homeschooling gara-gara korona.

Si sulung senang sekali dengan homeschooling. Setelah beberes pagi dan sarapan, dia olah fisik seperti naik sepeda, sepak bola, lari-lari, dan ada tambahan belajar sepatu roda. Kemudian lanjut ngaji dan mengerjakan tugas dari sekolah. Variasi tugas dari guru bermacam-macam seperti menggambar, mewarna, menulis, menghitung, menggunting, menempel, dan menghafal doa serta hadis. Malam habis magrib video call murojaah dengan guru ngaji dan mengirim video hafalan ke para guru dan kakek nenek di Mojokerto.

Hikmah dari homeschooling ini banyak sekali. Selain si anak menikmati waktu kedekatan dengan ibunya di rumah. Si ibu juga belajar mengatur waktu untuk memastikan tugas-tugas yang bejibun itu selesai dengan sempurna dan tepat waktu. Besok hari Sabtu waktunya mengumpulkan tugas ke sekolah jam 7.30-9.00. Jadi seminggu sekali tugas-tugas dinilai kemudian dibawa pulang ke rumah lagi untuk dikerjakan.

Terdengar sangat sibuk? Iya sih. Memang padat dan bergizi. Sekitar jam 12 siang si kakak bisa istirahat. Biasanya dia main mobil-mobilan, kejar-kejaran dengan adiknya, nonton film favorit seperti paw patrol, pocoyo, tank war,  story bots, peppa pig, dan channel youtube-nya sendiri super roshan.

Kapan dong waktu untuk bikin konten youtube? Sebisanya saja. Seringkali tingkah pola anak ada yang bagus untuk di video. Spontan saat itu juga saya rekam. Jadilah konten untuk youtube. Yah sesederhana itu. Syukur channel si adik Rubichan Kids sudah mencapai 1000 subscriber pertama setelah 9 bulan upload pertama kali. Semoga channel kakaknya segera menyusul juga.

Asal konsisten, puasa ngaret ini bisa terus jalan. Hasil memang tidak ditentukan usaha. Tapi hasil selalu setia dengan usaha. Tidak perlu berpikir yang muluk-muluk. Cukup terus berusaha, berjalan dengan pernuh keyakinan dan ketenangan. Nanti akan datang rezeki yang telah dijanjikan. Saya tanamkan pada anak-anak bahwa hidup ini bukan mencari kepuasan, melainkan ketenangan. Dengan jiwa yang tenang kami akan kembali ke jalanNya. InsyaAllah.

#jurnalpuasaminggu3
#janganlupabahagia
#materi1
#kelaskepompong
#bundacekatan
#buncekIIP
#Institutibuprofesional

Senin, 06 April 2020

Puasa Week 2 Buncek Kepompong - Titik penyadaran

Assalamualaikum ibu-ibu pembelajar...

Sapaan saya tetap yah. Untuk ibu-ibu pembelajar. Kata ibu adalah penyadaran. Bahwa masa muda kita telah lewat. Saat ini kita adalah seorang ibu. Dilihat, didengar, dicontoh, ditiru secara gamblang oleh anak-anak kita. Mereka tak punya daya untuk menyaring mana baik buruk. Segala yang dilakukan ibunya adalah inspirasi mereka.

Oh para ibu. Sadarilah peran ini sangat berat. Bersungguh-sungguh saat anak masih kecil. Berletih-letih di masa kanak-kanak mereka. Lebih mudah. Dari pada nanti mereka sudah besar, tidak bisa diarahkan. Justru pertarungan hebat terjadi saat mereka masih di bawah 7 tahun. Investasikan waktumu untuk mengasuh mereka dengan totalitas perjuangan.

Nanti apa yang kita tanam selama masa kecilnya. InsyaAllah akan kita tuai saat mereka dewasa. Lalu apa saja yang telah kita tanamkan pada jiwa anak kita? Sudahkah sesuai tuntunan Ilahi. Atau sebatas kata ahli.

Sungguh merugi jika menggunakan standar selain Islam. Cita-cita anak hanya akan sebatas segala yang sementara. Bukankah kita akan segera pergi pulang ke negeri akhirat? Hujamkan cita-cita anak tentang keabadian yang dijanjikan Allah. Dialah yang menitipkan anak kepada kita. Serta segala yang kita miliki saat ini. Cuma titipan. Nanti akan dikembalikan baik secara sukarela maupun terpaksa. Dialah yang Maha Memaksakan Kehendak. Tidak ada yang berhak menanyakan "Mengapa ini terjadi padaku?". Terima. Akui diri hanya hamba yang mengikuti kurikulum pendidikan dariNya. Jawaban mengapa suatu hal terjadi padamu adalah... jelas. Sebab Allah menginginkan itu terjadi padamu. Sudah tertulis di lauh mahfudz. Jauh sebelum dunia ini dicipta. Tugas kita hanya berbuat yang terbaik, hasil ditentukan olehNya.

Saya sendiri merasa, musibah adalah petunjuk. Bahwa tidak ada yang pantas diharap di dunia ini. Semuanya melelahkan, mengecewakan. Jauh nyata dari harap. Semakin besar cobaan, semakin besar pula muak pada dunia. Berapa lama lagi aku harus tinggal Ya Rabb?

Bahagia hanya sekejab. Sakit, lelah, sepi berlangsung setiap nafas. Hanya cahayaMu yang membuat saya bisa bertahan sampai detik ini. Namun saat membaca kisah para orang-orang shalih dalam kitab. Betapa ujian yang saya hadapi tak ada secuil pun dari mereka yang mulia. Para nabi dan rasul, serta keluarga dan sahabatnya adalah penawar. Obat dari segala kegusaran hati. Teladan akhlak dalam menyikapi semua persoalan yang kecil ini.

Baiklah, puasa week 2 kelas kepompong saya adalah begadang. Alhamdulillah lumayan berhasil menidurkan anak-anak di bawah jam 9 malam. Sehingga mereka bisa bangun sekitar jam 6 pagi. Kemudian belajar di rumah sampai siang. Lalu bermain bebas sampai sore waktunya video call dengan guru ngaji.

Rupanya banyak juga lho walimurid yang mengabaikan tugas-tugas dari sekolah. Kata bu guru, beberapa anak tidak mengumpulkan tugas. Orangtuanya juga tidak ada respon. Oh malangnya anak itu. Orangtuanya melalaikan pendidikan anaknya. Mungkin mereka hanya ingin menyerahkan kepintaran anak ke sekolah. Tak ada urusan orangtua mengajar apalagi membantu anak membuat tugas yang seabrek banyaknya.

Serius. Selama pandemik ini, tugas dari sekolah lebih banyak dari biasanya. Tugas orangtua jadi dobel-dobel. Biasanya mengurus pekerjaan, eh sekarang jadi mengurus tugas anak pula. Bayangkan yang punya 3 orang anak. Maka ada 3 tugas yang harus dikirim ke guru yang berbeda, setiap hari. Beratnya. Alhamdulillah anak saya cuma 1 yang sudah sekolah. Walau baru kelas TK B, ada lebih dari 1 tugas harian. Sebetulnya mudah jika yang mengerjakan ibunya. Tapi anak harus mengerjakan sendiri kan. Itu tanggung jawabnya dari sekolah. Nah jika ada yang masih meremehkan tugas ibu di rumah. Cobalah mereka itu merasakannya terlebih dahulu. Berat dan akan lebih berat jika dijalani bukan untuk ibadah menggapai ridho Allah.

#janganlupabahagia
#jurnalpuasamingguke2
#materi1
#kelaskepomponh
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Sabtu, 28 Maret 2020

Jurnal Puasa Kepompong Week 1 - Buncek

Assalamualaikum teman-teman pembelajar...

Istilah puasa ternyata bagus juga digunakan untuk membentuk kebiasaan baru. Tidak hanya puasa soal makan dan minum, ataupun ibadah. Lebih dari itu, kita bisa menerapkan konsep puasa dari hal-hal yang menjauhkan kita dari target produktif loh.

Contoh target produktif saya selama kelas kepompong satu bulan ini adalah menjadi youtuber. Sehingga dalam 30 hari saya ingin menghasilkan 30 video. InsyaAllah. Lumayan target yang tinggi bagi pemula. 1 hari 1 video. Sebab saya mengelola 2 channel youtube anak saya, yakni Rubichan Kids dan Super Roshan. Yup, 1 anak 1 channel karena aksi masing-masing anak berbeda sesuai usia dan jenis kelamin, otomatis target penontonnya juga beda.

Puasa apa saja yang saya lakukan? Berikut rencananya:

  1. Minggu pertama ini puasa dari media sosial. Artinya tidak membuka medsos kecuali untuk posting. Jadi tidak meluangkan waktu sama sekali untuk membuka medsos jika hanya sekedar scroll, kepo, atau searching tidak jelas. 
  2. Minggu kedua puasa dari begadang. Ingin cepat tidur dan cepat bangun. Ini juga berlaku bagi anak-anak. Tidak mungkin mamanya tidur duluan sementara anaknya masih main. Target bangun untuk mama adalah sebelum adzan subuh, sedangkan target bangun untuk anak adalah sunrise atau saat matahari terbit.
  3. Minggu ketiga puasa dari ngaret. Maksudnya saya harus lebih patuh dengan jadwal yang telah saya buat sendiri. Ada 10 rutinitas harian yang sudah terjadwal dengan rapi dan wajib saya ikuti karena saya yang membuatnya sendiri.
  4. Minggu keempat puasa dari blast. Blast singkatan dari bored, lonely, angry-afraid, stress, tired untuk anak. Artinya saya akan berusaha membuat anak tidak merasa blast. Terutama di masa karantina covid19 alis corona ini. Anak di rumah saja. Kegiatan parttime homeschooling berperan besar untuk menghilangkan blast pada anak.
Review puasa minggu pertama. Hasilnya menggembirakan! Alhamdulillah memang dasarnya saya bukan media-savvy sih ya. Jadi menghilangkan medsos dari hidup saya relatif mudah. Seminggu ini saya jika ada keinginan untuk membuka medsos, maka saya bertanya pada diri sendiri. Apa yang akan saya posting di medsos? sehingga saya pun membuka aplikasi produktif. Menulis konten dulu atau membuat video dulu. Kemudian baru buka medsos untuk posting dan share. 

Yup begitulah cara mudah untuk menghilangkan kebiasaan buruk dan sia-sia di medsos. Jangan sampai waktu habis untuk scroll tanpa tujuan. Jadikan medsos untuk belajar, berbagi, dan menghasilkan sesuatu. Selain daripada itu? tidak perlu. Alihkan waktu kita untuk kegiatan lain yang lebih manfaat dan berkah.


#janganlupabahagia
#jurnalpuasamingguke-1
#materi1
#kelaskepompong
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Selasa, 17 Maret 2020

Siap Jadi Kepompong


Assalamualaikum ibu-ibu pembelajar...

Berakhirnya kelas buncek tahap ulat-ulat pada minggu ini melegakan sekali. Setiap minggu, kami harus rela kehilangan teman belajar yang terpaksa harus menghentikan langkah di kelas. Mereka terkena drop out sebab tidak mengerjakan tugas sesuai deadline. Dengan jadwal yang intense, Rabu bertemu, kamis diskusi, Jumat merenung, Sabtu-Minggu hari keluarga sambil berpikir, Senin mulai mengerjakan, dan terakhir Selasa mengirimkan tugas.

Sungguh yang bertahan adalah para ibu pejuang cinta keluarga. Mau berletih mencerna materi. Sanggup mengatur waktu walau berpeluh. Tidak mengeluh di tengah pilu. Serta komitmen pada aturan demi ilmu pengetahuan.

Berapa banyak ibu di luar sana yang mampu menerima amanah dengan ikhlas, bahagia, dan penuh kepatuhan. Tentu lebih banyak yang abai daripada yang amanah. Itulah fitrah dunia. Tinggal kita mau berubah atau pasrah?

Pasrah pada kehidupan biar berjalan seperti air mengalir. Tanpa tujuan, batas waktu sampai kapan begini? Oh no. Itu adalah pilihan orang-orang yang menyerah. Buktikan bahwa kita adalah pejuang kebenaran. Mau berubah untuk kebaikan masa depan.



Saat ini diri kita terpapar pemikiran yang tidak sesuai ajaran s
ang Nabi. Akankah kita mencari jalan tuk kembali ataukah berdiam diri? Bahwa seorang perempuan memiliki potensi untuk berkarya setara dengan lelaki. Harus berpenghasilan sebesar lelaki. Berkiprah sama dengan lelaki. Tak ada batasan. Ya boleh. Boleh saja mengikuti pemahaman seperti itu jika perempuan itu mau dan mampu.  Sebenarnya perempuan tetaplah berbeda dengan lelaki. Secara fisik dan psikis, perbedaan itu nyata adanya. Sehingga akhirnya saya menerima kenyataan. Memutuskan untuk memilih setara dalam hal kehormatan, kemuliaan, literasi pengetahuan, dan ketaqwaan. Soal karya dan kiprah, saya memilih untuk produktif di ranah domestik. Sama-sama keren, bisa bekerja dan berpenghasilan. Hanya beda lajur arah, namun bertemu di persimpangan.

Sementara itu, anak kita terpapar gaya hidup serba instan sedari usia dini. Mau makan ada fast food. Jika bosan tinggal main games di handphone. Tidak bisa diam langsung diperlihatkan video youtube. Ingin jalan-jalan otomatis naik taksi online. Lalu saat keinginan tak dituruti yang terjadi adalah amukan besar. Dimana waktu bagi anak untuk mengerti adab, sopan santun, dan menghargai proses? Itu porsi orangtua di rumah. Sekolah sudah cukup repot dengan segala target kognitif pendidikan bagi otak. Bukan untuk jiwa dan perasaan anak. Jangan merasa telah selesai tugas setelah menyekolahkan anak. Itu hanya satu aspek kebutuhan. Sudah saatnya orangtua peduli untuk memberi asupan makanan bagi jiwa anak yang kering. Itulah sumber dari kenakalan remaja. Usia sudah di atas 15 tahun tapi perilaku kekanakan, jauh dari kata matang apalagi dewasa. Parah.

Komunitas ibu profesional menjawab tantangan jaman dengan mendewasakan sang ibu. Dialah garda terdepan dalam membentuk lingkungan keluarga. Unit terkecil dalam masyarakat yang mampu mengubah wajah generasi masa depan. Satu anak baik jauh lebih berhak mendapat penghargaan daripada anak yang sekedar pintar. Tentu lebih sempurna lagi jika para ibu profesional mampu mencetak generasi baik sekaligus pintar.  InsyaAllah.

#bundacekatan #kelasulat #institutibuprofesional #aliranrasatahapulat

Selasa, 10 Maret 2020

Di Tepi Sungai Kehidupan Bersama Buddy - Buncek 8


Assalamualaikum teman-teman pembelajar…

Tiada tujuan yang lebih tinggi dari belajar selain untuk menyempurnakan akhlak/perilaku. Selama ini manusia belajar ini dan itu dalam jangka waktu belasan tahun. Memperoleh beragam penghargaan, sertifikat, titel, gelar, dan sebagainya. Tampak wah dari luar. Semua itu memang hebat.  Banyak yang mengaguminya. Ingin mengenalnya lebih dekat.

Seberapa yakin jika kita benar-benar mengenalinya. Mengikuti laku kehidupannya. Berbicara dan berinteraksi dengannya setiap hari. Maka kita akan puas. Sebahagia saat kita hanya melihatnya dari kejauhan.

Sudah lelah kita disuguhi profesi yang tak profesional menjalankan perannya. Oknum polisi yang tak melindungi. Dokter yang malah membuat tambah sakit. Guru yang membodohi. Ibu yang menelantarkan anak. Ayah yang mengabaikan keluarga. Anak yang durhaka. Profesor yang merusak dunia. Obat yang meracuni. Serba terbalik dari fitrah masing-masing.

Itulah yang kita hindari. Sebagai pembelajar sejati. Apa yang perlu diperbaiki ialah diri sendiri. Akhlak diri sendiri dulu. Tak perlu sempurna, namun ada kesungguhan untuk mengakui kesalahan dan tak mengulanginya lagi. Komitmen untuk menuju lebih baik.

Sekarang apa profesimu? Apa peranmu? Siapakah engkau? Menepilah dari keramaian. Merenung dalam kesendirian. Temukan jiwa. Sembuhkan luka hati. Bukankah kau lelah tenggalam dalam jurang kepalsuan. Hilang arah tak tahu arah hidup mau kemana. Terus saja mengikuti kemauan. Meski pada akhirnya selalu saja menyesal saat sadar itu tak dibutuhkan. Apa boleh buat? Hati yang sakit terlanjur menimati hidup menderita dalam keburukan daripada menelan obat penawar kesembuhan.

Alhamdulillah buddy saya mb Fitria sudah menemukan dirinya. Ia akan berproses menjadi kupu-kupu yang bahagia lahir batin. Menyendiri untuk satu bulan ke depan. Sambil menyelami makna mindmap dan arti kebahagiaan miliknya. Ini bekal dari saya, semoga mampu menemani gulita dalam kepompong mb Fitria.




  1. Soal menata hati. Serahkan pada pemilik hati. Dialah Allah yang Maha membolak-balikkan hati di antara jari tangannya. Saya mintakan padaNya agar mb Fitria diberikan hati yang hidup dengan selalu dzikir dan shalawat.
  2. Soal parenting. Telah ada suri tauladan terbaik dari manusia. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW. Beserta kisah terbaik dalam Al-Quran, pedoman hidup kita. Tiada hari tanpa kita mengisahkan Nabi dan Rasul, Ummahatul mukminin, sahabat kepada anak-anak kita.
  3. Memasak dan berkebun. Selalu melibatkan anak agar ia senang. Usia anak 0-4 tahun, peran kita adalah comforter (pelindung ternyaman) bagi mereka. Jadilah ibu penyayang yang kehadirannya selalu dirindu. Bukankah anak-anak nabi Ya'kub membuang Yusuf ke dalam sumur, kemudian sang ayah tak memarahi mereka. Ia memaafkan dan meminta pertolongan pada Allah untuk bersabar. Seberapa besar kesalahan anak kita? Tentu tak sampai seberat kisah ini.

Terakhir, semoga kita semua bisa terus mencari, mencintai, dan mengamalkan ilmu. Perhatikan anak-anak kita, apa yang menggerakkan hatinya? Apakah perkara dunia ataukah akhirat. Gunakan ilmu utamanya untuk memperbaiki akhlak diri sendiri sebelum menyebarkannya. Tiada guna banyak ilmu tanpa perubahan diri pada ketaqwaan dan ketaatan pada Allah dan Rasulullah.



#janganlupabahagia
#jurnalminggu8
#materi8
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Selasa, 03 Maret 2020

Hasil Berkelana di Hutan Ilmu Buncek

Assalamualaikum pembelajar ilmu kehidupan...

Berkelana dalam pencarian ilmu akhirnya mencapai muaranya. Tempat si ulat yang sudah cukup makan dengan lahap. Ia tidak merasa lapar ataupun kenyang. Cukup. Semua makanan utama sudah dilahapnya. Beruntung dia tidak tipe yang tidak suka cemilan. Perutnya tidak muat.

Tujuan ulat yaitu menjadi kupu-kupu "mom writer". Profesional sebagai ibu dan penulis. Filosofinya adalah bersungguh-sungguh di dalam. Kemudian keluar dengan memancarkan keindahannya. Semata untuk meraih ridho Sang Pencipta yang telah menitipkan sayap.

Berikut ini jejak piring kosong yang makanannya telah dihabiskan oleh si ulat......

Seperti yang terlihat di gambar atas. Komposisi antara peran mom dan writer yakni 70% dan 30%. Artinya si ulat memang memprioritaskan peranan mom terlebih dahulu. Kemudian writer menjadi peranan sampingan.

Berikut ini review si ulat selama perjalanan di belantara ilmu...

Berdasarkan hasil talent mapping, si ulat termasuk tipe intellection dominan bagan sebelah kiri. Sesuai dengan review di atas, si ulat membutuhkan perenungan mendalam untuk menemukan formula yang paling mujarab dalam meraih cita-citanya.



Masterminds dan False Celebration