Senin, 05 Oktober 2020

Pemilu Di Hexagon City

 Assalamualaikum bunda produktif...

Apa kabar minggu ini? Teringat kata mutiara dari para guru shalih. Dikatakan bahwa manusia yang cerdas tidak menggantungkan diri pada cita-cita. Tapi mereka melandaskan segala sesuatu pada perbuatan. Lalu yang manakah diri kita? masih berambisi pada harapan atau yang selalu realistis menengok perjalanan diri.

Minggu kedua di kelas bunda produktif sangat mendebarkan. Agendanya adlaah pemilihan umum walikota hexagon city. Ada 6 orang kandidat yang masing-masing diberikan waktu tidak sampai 5 hari untuk berkampanye. Masa yang sangat singkat. Segalanya berlangsung begitu kilat. Selayaknya pemilu biasa, ada orasi, penyampaian visi misi, blusukan, tim sukses, baliho dimana-mana, analisa pengamat politik, hari H pencoblosan, hingga quick count.

Hal yang sama sekali tidak saya duga adalah munculnya kandidat yang sangat kuat. Dia adalah mb Endang Prasdianti. Rekam jejaknya di institut ibu profesional luar biasa mentereng. Padahal namanya banyak yang baru dengar sekarang. Dulu banyak di belakang layar, menyumbangkan ide, merintis program baru, dan membangun jaringan. Tak heran banyak member yang terang-terangan mengaku hutang budi padanya. Sebab kiprah mereka di institut terjadi atas dorongan motivasi mb Dian ini.

Ya memang rekam jejak kandidat lain di IP juga hebat. Tapi ada satu keunggulan mb Dian ini yang tidak dimiliki oleh kandidat lainnya. Yakni menjadi sebab dari banyak member lain yang akhirnya berani untuk menjabat. Sehingga dukungan yang datang padanya deras mengalir seperti air bah. hehe

Ini pelajaran sangat berharga. Hal utama yang paling dibutuhkan lingkungan kita ialah dibukakannya rasa percaya diri mereka untuk mengembangkan potensi diri yang selama ini tertutup. Dengan cara diberikan kepercayaan, motivasi, peran, tanggung jawab, dan apresiasi.

Kampanye mb Dian jauh dari muluk-muluk, ia hanya menjelaskan apa saja yang ia pernah lakukan untuk komunitas. Pandangannya tentang kelemahan komunitas berdasarkan pengalamannya. Serta ide solutif untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Eh ternyata solusinya kembali lagi kepada inti value institut yakni menebar kebermanfaatan. 

Hari ini jam 7 pagi adalah penutupan pemilu. Hasil quick count sejak kemarin hingga subuh tadi posisi mb Dian memang jauh meninggalkan calon lain. Pastilah ia pemenangnya. Memang usaha setara dengan hasil yang didapat. Saya banyak belajar dari gamifikasi kali ini. Bantu sekeliling kita tanpa pamrih, biar Allah yang menentukan balasannya. Tidak sekarang, sabar hingga bertahun ke depan. Tidak di dunia ini, tunggu nanti di akhirat. Segala sesuatu sudah dipersiapkan balasannya. Tak perlu bertanya-tanya kenapa tidak ternama padahal dirimu yang paling berjasa. Sebenarnya Allah sudah menyiapkan panggung khusus untukmu. Terbukti dalam pemilu ini, mb Dian akhirnya mendapatkan posisi paling utama. Dan mayoritas anggota ridho, sepakat memilihnya. Sungguh posisi yang tepat bagi orang yang tepat.

Sementara itu di grup co housing 3 agama, kami mengadakan acara 30 menit mengenal lebih dekat. Mata saya tak henti berbinar-binar membaca kisah hidup para tetangga di grup ini. Masyaallah perjalanan mereka dalam memprioritaskan agama jauh lebih hebat. Banyak informasi baru yang sangat manfaat fii dunia wal akhirah, insyaAllah. Berkumpul dengan para shalihah mukminah semakin menguatkan iman. Bertambah rasa syukur, meningkatkan takzim pada KuasaNya. Mereka yang dulu jurusan kimia, kedokteran tanpa ada background pesantren mampu menguasai tahsin, apalagi lulus mahad bahasa arab, hingga mendirikan rumah tahfidz anak dan ibu-ibu. Ya Rabb kemana aja saya selama ini. MasyaAllah Alhamdulillah bisa berkumpul dengan para pejuang ilmu. Semangat saya terbakar agar lebih serius di dauroh, tahsin, dan baca kitab. InsyaAllah ada jalan tersendiri dari Sang Maha Petunjuk asal kita selalu menempuh jalan mendekat padaNya. Semoga rahmat dan hidayah selalu Allah curahkan pada hambanya yang mencari ilmu. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masterminds dan False Celebration