Selasa, 10 Maret 2020

Di Tepi Sungai Kehidupan Bersama Buddy - Buncek 8


Assalamualaikum teman-teman pembelajar…

Tiada tujuan yang lebih tinggi dari belajar selain untuk menyempurnakan akhlak/perilaku. Selama ini manusia belajar ini dan itu dalam jangka waktu belasan tahun. Memperoleh beragam penghargaan, sertifikat, titel, gelar, dan sebagainya. Tampak wah dari luar. Semua itu memang hebat.  Banyak yang mengaguminya. Ingin mengenalnya lebih dekat.

Seberapa yakin jika kita benar-benar mengenalinya. Mengikuti laku kehidupannya. Berbicara dan berinteraksi dengannya setiap hari. Maka kita akan puas. Sebahagia saat kita hanya melihatnya dari kejauhan.

Sudah lelah kita disuguhi profesi yang tak profesional menjalankan perannya. Oknum polisi yang tak melindungi. Dokter yang malah membuat tambah sakit. Guru yang membodohi. Ibu yang menelantarkan anak. Ayah yang mengabaikan keluarga. Anak yang durhaka. Profesor yang merusak dunia. Obat yang meracuni. Serba terbalik dari fitrah masing-masing.

Itulah yang kita hindari. Sebagai pembelajar sejati. Apa yang perlu diperbaiki ialah diri sendiri. Akhlak diri sendiri dulu. Tak perlu sempurna, namun ada kesungguhan untuk mengakui kesalahan dan tak mengulanginya lagi. Komitmen untuk menuju lebih baik.

Sekarang apa profesimu? Apa peranmu? Siapakah engkau? Menepilah dari keramaian. Merenung dalam kesendirian. Temukan jiwa. Sembuhkan luka hati. Bukankah kau lelah tenggalam dalam jurang kepalsuan. Hilang arah tak tahu arah hidup mau kemana. Terus saja mengikuti kemauan. Meski pada akhirnya selalu saja menyesal saat sadar itu tak dibutuhkan. Apa boleh buat? Hati yang sakit terlanjur menimati hidup menderita dalam keburukan daripada menelan obat penawar kesembuhan.

Alhamdulillah buddy saya mb Fitria sudah menemukan dirinya. Ia akan berproses menjadi kupu-kupu yang bahagia lahir batin. Menyendiri untuk satu bulan ke depan. Sambil menyelami makna mindmap dan arti kebahagiaan miliknya. Ini bekal dari saya, semoga mampu menemani gulita dalam kepompong mb Fitria.




  1. Soal menata hati. Serahkan pada pemilik hati. Dialah Allah yang Maha membolak-balikkan hati di antara jari tangannya. Saya mintakan padaNya agar mb Fitria diberikan hati yang hidup dengan selalu dzikir dan shalawat.
  2. Soal parenting. Telah ada suri tauladan terbaik dari manusia. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW. Beserta kisah terbaik dalam Al-Quran, pedoman hidup kita. Tiada hari tanpa kita mengisahkan Nabi dan Rasul, Ummahatul mukminin, sahabat kepada anak-anak kita.
  3. Memasak dan berkebun. Selalu melibatkan anak agar ia senang. Usia anak 0-4 tahun, peran kita adalah comforter (pelindung ternyaman) bagi mereka. Jadilah ibu penyayang yang kehadirannya selalu dirindu. Bukankah anak-anak nabi Ya'kub membuang Yusuf ke dalam sumur, kemudian sang ayah tak memarahi mereka. Ia memaafkan dan meminta pertolongan pada Allah untuk bersabar. Seberapa besar kesalahan anak kita? Tentu tak sampai seberat kisah ini.

Terakhir, semoga kita semua bisa terus mencari, mencintai, dan mengamalkan ilmu. Perhatikan anak-anak kita, apa yang menggerakkan hatinya? Apakah perkara dunia ataukah akhirat. Gunakan ilmu utamanya untuk memperbaiki akhlak diri sendiri sebelum menyebarkannya. Tiada guna banyak ilmu tanpa perubahan diri pada ketaqwaan dan ketaatan pada Allah dan Rasulullah.



#janganlupabahagia
#jurnalminggu8
#materi8
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masterminds dan False Celebration