Selasa, 25 Februari 2020

Hadiah Ilmu Untuk Temanku


Assalamualaikum teman-teman pembelajar..

Tugas buncek kali ini adalah memberikan hadiah potluck secara personal ke teman. Naturally kita memang senang diberi hadiah oleh seseorang bukan? Bagaimana jika kita duluan yang harus memberikan hadiah? Rasanya agak ribet sih. Utamanya di kelas ulat-ulat ini, setiap orang sudah mempunyai makanan utamanya sendiri. Maka si pemberi hadiah harus mempersiapkan makanan yang sesuai selera penerima.

I know who I am, what I want, and what to do.

Beberapa waktu lalu saya mengikuti sebuah seminar parenting entah yang ke berapa kalinya. Ada yang menarik di sesi terakhir yang saya ikuti. Ditanyakan ilmu apa yang paling digandrungi setelah kita menjadi orang tua? Itulah ilmu parenting. Apa kunci dalam parenting? Ah lewatkan segala teori dan konsep bala-bala. Tanpa keikhlasan, semua itu zonk.

Dikisahkan dahulu ada seorang wanita bertanya kepada Khadijah ra, "Engkau pasti sangat bahagia menikah dengan Rasulullah wahai Khadijah?
Dijawab, "Sejak aku menikah dengan beliau, aku tidak pernah memikirkan kebahagiaanku. Aku hanya memikirkan bagaimana agar beliau bisa bahagia menikah denganku".
Ya Rabb, inilah tingkatan mencintai yang tertinggi. Bukan saling xxx, saling xxx, saling xxx. Melainkan giving, giving, giving. Memberikan diri secara total, ikhlas. Itulah cara mencintai yang sesungguhnya. Seperti ibu pada anaknya. Hanya ingin memberi tanpa meminta. Mudah diucap, tapi sulit, hanya mampu dilakukan oleh orang yang ikhlas.

Dalam berbagi ilmu, kita bisa meniru ibu Khadijah. Jangan memikirkan nanti aku dapat apa atas ilmu yang kuberikan? Ingat, balasan hanya dari Allah. Beri terus, semoga ilmu kita berkah. Jika dapat balasan langsung berarti kontan. Jika tak ada balasan berarti banyak simpanan untuk dibuka suatu saat nanti.

Hadiah yang saya berikan ke beberapa orang teman antara lain:
Nama & regional
Hadiah
Respon
Wini Ip Depok
Manajemen waktu ibarat pedang
Membalas hadiah tentang disiplin positif
Emma Ip Surabaya
Manajemen emosi cara Islam
Membalas hadiah worksheet daily activities untuk anak
Firda Ip Tangsel
Manajemen emosi cara Islam
Majalah Alfalah konsep aqil baligh sesuai fitrah

Masih ada beberapa lagi lainnya yang saya tiba-tiba diberi, namun karena keterbatasan waktu saya tak mampu tuk membalas hadiah. Saya khawatir jika memberi tak sesuai yang diharapkan. Butuh waktu untuk merespon tanda terima, tak sekedar ucapan terima kasih saja. Apalagi waktu untuk mempersiapkan dan mengirimkan hadiah.

Pendalaman ilmu talent maping yang saya inginkan jadi lebih kaya berkat kiriman hadiah dari teman-teman. Rencananya saya akan mengundang tetangga untuk berbagi talent mapping kepada anak-anak mereka. Saya rasa ilmu ini sangat bermanfaat dan ada kewajiban moril tuk berbagi. Ilmu tidak ada gunanya sebelum digunakan. Ilmu akan bertambah setelah dibagikan.

Barakallah..



Selasa, 18 Februari 2020

Camping Bersama Teman Baru - minggu ke 5 Buncek

Assalamualaikum teman-teman pembelajar...

Sedih sekali saya tadi sudah menulis banyak tentang jurnal ini. Tiba-tiba laptop tiba-tiba berhenti dan minta di restart. Tulisan sebanyak itu blast. Hilang tak berbekas. Padahal penuh perjuangan, dari tadi pagi sambil mengalihkan perhatian anak-anak agar tidak mengganggu tulisan ini.

Sekarang nulis baru lagi kok rasanya sudah lemas, sedih, tak bersemangat seperti tadi. Hal ini mengingatkan saya untuk tidak bergantung pada selain Allah. Sebab semua buatan dan rencana manusia pasti berakhir dengan rasa kecewa. Hati terasa sempit dan mata seolah gelap. Betapa sedihnya saya. Tulisan yang hampir rampung tadi hilang begitu saja.

Baiklah, saya menerima kenyataan ini dengan ikhlas. Pada intinya jurnal saya minggu ini adalah yang terbaik selama saya berada di perkuliahan Institut Ibu Profesional. Standar dari Kak Peni hanya 5 orang teman camping. Wow saya bisa mendapatkan 51 orang dengan cara mencantumkan nomor wa di kolom komentar FBG. Alhamdulillah. Berikut ini beberapa teman yang saya temui.


Kelas di Buncek ini memang punya daya magnetnya masing-masing. Jika tak tahu arah, bisa saja masuk ke semua kelas untuk menyerap semua ilmu. Sayangnya kapasitas dan tenaga sang ulat terbatas. Ia tak bisa jadi spons. Ia wajib memilih, makanan yang tepat untuknya detik ini, saat ini, bulan ini, sesuai mindmap kebutuhan dirinya. Nampaknya semua teman camping yang saya temui benar-benar paham mantra makan secukupnya. Mereka bisa menjawab dengan lugas apa kelas utamanya. Berikut diagram yang sudah saya petakan sesuai hasil ngobrol bareng teman camping.



Menarik! Saya menemukan 23 minat dari 51 teman. Ini menunjukkan kesuksesan metode Kak Peni dalam membantu kami semua menemukan diri kami sendiri. Tidak tergoda untuk menjadi orang lain apalagi meniru mereka. Ternyata bahagia itu sederhana. Cukup dengan mampu mengatasi segala tantangan harian yang dihadapi oleh diri kita sendiri. Makin cerdas kita mengelola berbagai tantangan harian, makin bahagia diri kita. Sehingga tak ada waktu kepo akan hal sia-sia yang bukan prioritas. Salut untuk Institut Ibu Profesional, Bravo!

Senin, 10 Februari 2020

2020 Tahunnya Ngilmu

Assalamualaikum teman-teman pembelajar...

Sudah belajar apa di minggu ini? Dan apa perubahan yang sudah dilakukan sejak mendapatkan ilmu itu? Itulah satu indikator untuk menentukan keilmuan seseorang yaitu aplikasinya. Di kelas Bunda Cekatan ini ada 46 ruang kelas yang menarik. Tapi yang membuat saya tertarik hingga bergabung di grup wa nya ada 4 kelas seperti di gambar berikut ini.

Hanya yang sesuai dengan mindmap yang harus dipertahankan. Katakan menarik tapi tidak tertarik pada hal lain yang tidak sesuai. Dari 4 kelas yang saya ikuti, ada 3 yang fokusnya untuk anak: parenting, talent mapping, dan homeschooling. Kelas itu sesuai dengan konsep yang saya buat yakni part-time homeschooling untuk anak saya. Ilmu dan pengalaman yang telah saya lakukan beberapa kali saya share di media social instagram dan facebook. Nampaknya saya sangat enjoy dan passionate di bidang ini. Sedangkan 1 kelas yaitu literasi sifatnya mendukung 3 kelas sebelumnya.

Apa sih yang dipelajari di dalam kelas?
1. Parenting: cara-cara mengasuh anak sehingga ia mampu memahami fitrahnya sebagai manusia yang mulia. 
2. Homeschooling: cara-cara mengajar dan mendidik anak agar ia bisa mengeksplorasi beragam pengalaman dan mampu belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuannya sendiri.
3. Talent Mapping: menggali bakat agar bisa menjalankan peran peradaban, menuntaskan misi penciptaan diri. Serta melihat apakah aktivitas harian sudah sesuai dengan potensi kekuatan pada bakat, sehingga tidak waste-time.
4. Literasi: Tiga hal di atas tidak akan mampu dilaksanakan tanpa literasi, yaitu keahlian tertentu dalam memecahkan masalah melalui jalur kognitif.

Ada perbedaan mendasar saat belajar di FBG dengan jumlah member ribuan orang dan WAG dengan member puluhan orang. Yakni fokusnya. Di WAG rasanya puas membahas satu tema oleh teman yang minatnya sama. Plong sekali. Diskusinya lebih dalam, pertanyaannya lebih spesifik, dan kesimpulannya lebih aplikatif. 

Rencana selanjutnya tinggal praktik di rumah dengan anak untuk mewujudkan part-time homeschooling ala saya. Apa yang sudah dilakukan memang sangat mudah untuk dibagikan. Sesuai dengan sunnah Nabi. Jangan katakan apa yang tidak kau lakukan. That is so true. Setelah melakukan sendiri dengan penuh kesungguhan, inside out akan terjadi. Alhamdulillah. Seolah menemukan fitrah bakat saya sendiri dari pertanyaan: what Allah wants me to do? Allah wants me to be what I am to be now. What amazing it is to finally found it. MasyaAllahhh.



Senin, 03 Februari 2020

Keluarga Tallents Mapping

Assalamualaikum teman-teman pembelajar...

Setelah minggu lalu berkutat dengan pencarian ilmu apa yang ingin saya pelajari sendirian. Di minggu ini rasanya makin tercerahkan. Awalnya saya mengira akan berjuang sendirian di hutan belantara ilmu kehidupan yang sangat luas di facebook group bunda cekatan. Oh ternyata ribuan siswa itu beberapa memiliki minat yang sama. Luar biasa penjurusannya berasa milih jurusan saat mau kuliah S1 dulu.

Apakah banyak siswa yang masih kebingungan? Nyatanya iya. Alhamdulillah saya termasuk yang lumayan pakai kacamata kuda. Fokus di parenting untuk anak saya tercinta saja. Sementara teman-teman lainnya bercerita bergabung dengan grup keluarga a, b, c kemudian keluar dan pindah grup. Nah kalau saya hanya gabung di grup wa keluarga talent mapping saja awalnya yang beranggotakan 33 orang. Kemudian tertarik ke keluarga yang parenting yang isinya 76 orang dan denah ruangannya banyak sekali. Alhamdulillah sangat nyambung dengan dua grup ini. Tapi disini saya lebih fokus ke keluarga talent mapping dulu.


Di grup ini suasana tidak ramai seperti grup buncek lainnya. Saya merasa sangat nyaman sekali. Semoga seterusnya bisa mempertahankan suasana ringkat bergizi tinggi seperti sekarang. Kami saling berkenalan, sharing pengalaman tentang TM dan workshop apa saja yang pernah diikuti. Wah banyak sekali yang sudah berkali-kali ikut seminar TM. Saya yang sangat haus TM ini disuguhi berbagai pengalaman praktek langsung oleh teman-teman. Alhamdulillah ilmu semuanya. Semoga anak saya bisa terbantu dengan adanya ibunya yang belajar TM ini.

Teringat kata pak Dodik, suami bu Septi, jika kita tak menggali minat bakat anak sejak usia dini. Yang akan terjadi ialah mereka salah jurusan, salah pekerjaan, kebingungan dengan siapa sih dirinya? Masih sibuk mencari jalan di usia dewasa. Oh betapa ruginya.

Waktu terbaik menggali minat bakat anak ialah di usia kecil. Saat kita masih bisa 24 jam bersamanya. Main bareng, ngobrol bareng, beraktivitas bareng. Coba kalau kita baru mulai di usianya yang 15 tahun? Dia sudah punya sahabat di luar, banyak tugas, dan banyak kegiatan yang tanpa kita. Apa mungkin ortu bisa melakukan observasi anaknya? Bisa tapi minim, tidak semaksimal saat usia kecilnya.

Kesimpulannya selama ini saya yang dulu pernah galau dengan profesi ibu rumah tangga ini. Sekarang sangat bersyukur sebab saya lah orang yang sangat mengerti dan mengingat apa saja yang pernah anak saya ucap dan lalui. Saya sangat tahu apa ia sukai dan tidak sukai. Saya mencatat kekuatan dan kelemahannya. Saya menyimpan semua foto, video, dokumentasi pencapaiannya di sekolah, lingkungan, rumah, dan semua. Alhamdulillah. Berarti saya tidak sekedar ibu, tapi juga konsultan talent mapping untuk anak saya.

Selanjutnya saya berencana akan membuat portofolio anak saya dengan rapi. Dituliskan, dibukukan, dan dipresentasikan saat dibutuhkan. Saat ini ia adalah anak aktif sehat ceria penuh semangat dan bercita-cita membuat kendaraan masa depan. Sedangkan hobinya ialah bela diri dan kegiatan fisik. Fasilitas yang saya berikan ialah les robotik, karate, dan gymnastic. Tempat les, sekolahan, dan ngaji merupakan partner saya untuk memetakan minat bakat anak. Mereka akan menjadi tempat bertanya saya bagaimana adab, perilaku, dan kecerdasan anak dalam bersosialisasi dan belajar di luar rumah. Sekolah tidak akan menjadi pabrik penyeragaman anak lagi, tapi jadi partner. Penentunya adalah orangtua. Wah benar-benar perfect. Semua anak adalah bintang bagi dunianya. Tinggal orangtuanya memantaskan diri untuk mendampingi bintang itu supaya bersinar, tidak meredup, apalagi mati. Semangat moms!

Masterminds dan False Celebration