Setiap hal pasti ada
yang namanya permulaan. Begitu pun dengan blog ini. Di masa awal terasa sulit
sekali. Bingung mau nulis apa. Tak ada ide atau sebaliknya justru kebanyakan
ide loncat-loncat sehingga harus memilih mana yang harus ditulis. Seperti kemarin
dan hari ini kendala yang sama terjadi. Kemarin pingin nulis tentang beberapa
topik, kelamaan memilih dan akhirnya tidak menulis sama sekali. Tak akan
terulang hari ini. Saya memaksakan diri untuk membuka laptop, langsung ketik
saja apapun yang terlintas dalam pikiran. Jangan sampai hari ini terlewat satu
post.
Teringat satu adegan
terakhir di film goosebumps 2 yang ditonton bareng keluarga. Salah satu tokoh
utama bertanya kepada penulis buku horor yang bernama R.L.Stine,
"Bagaimana agar aku bisa menulis?". Jawabannya ialah "Tulislah
apa yang kau ketahui". Duhh ngena banget gak sih.
Bagi penulis awal,
otodidak, dan tak berpengalaman seperti saya, nasihat dalam film itu pas
sekali. Saya terbiasa memilih topik, menyusun ide, membuat kerangka berpikir,
menuliskan paragraf dalam hati bersambung ke hape lalu diketik, hapus, ketik
lagi, hapus lagi. Berulang. Sampai kesel. Berakhir pada batal posting.
Plak!
Solusinya sudah saya
genggam. Ternyata ada pada niat. Kemarin-kemarin itu niatnya kurang kuat
sehingga mudah dipatahkan oleh keadaan alias gampang kena distraction. Anak
minta sesuatu, ngantuk, pingin me time, scroll ga jelas, tenggelam browsing,
sok sibuk, dan hal tidak penting lainnya.
Jadi sebetulnya
kalau ada ide itu langsung nulis. Kerjakan. Siap grak. Saat itu juga. No
excuse. Targetkan. Pokoknya hari ini aku harus posting dengan batas jam 5 sore.
Artinya bagi penulis awal, 6 jam sebelum batas harus sudah mulai mengerjakan.
Makin tinggi jam terbang plus mempelajari ilmu kepenulisan akan memperpendek
waktu pengerjaan. Ibarat chef level executive masak paling hanya 10 menit sudah
tersaji main course super enak bintang lima. Lain dengan ibu-ibu rumahan masak
sampai satu jam tapi rasa biasa saja seperti masakan saya. Hiks.
Intinya konsisten
setiap hari tiada waktu tanpa mikir "nulis apa ya hari ini?".
Diiringi dengan melahap buku-buku terkait kepenulisan. Plus doa-doa di waktu
yang mustajab dan restu dari keluarga. Yakin saya bisa. Hehe. Ini nulis sambil
nunjuk diri sendiri dengan semangat yang menggelora. Semangat!