Senin, 26 Oktober 2020

Pondasi Karakter Hexagonia, Project The Miracles of Alfatihah

Assalamualaikum bunda produktif...

Practice makes progress itu keniscayaan. Pada minggu ini dapat tugas menentukan karakter yang akan menjadi komitmen selama melaksanakan project di grup cohousing. Ini aseli tugas yang baru saya sadari begitu penting. Terlebih anggota project terpisahkan jarak dan waktu. Beda kota, provinsi, bahkan pulau. Terpisah dimensi waktu wib dan wita juga. Lalu bagaimana caranya project ini bisa berjalan lancar sesuai rencana? Dibutuhkan manajemen resiko. 

Setelah rencana project mantap, lanjut ke mitigasi bencana apa saja yang mungkin terjadi saat menjalankan project sehingga menyebabkan terlambat, kendala, bahkan kegagalan tujuan project. Berikut ini hasil diskusi cohousing kami tentang delays dan risks yang mungkin terjadi:


Cara menanggulangi berbagai tantangan dan resiko di atas adalah dengan menggenggam karakter tertentu yang mendukung keberhasilan project. Oke langsung saja ini dia ringkasan project lengkap dengan karakter pendukung beserta resiko yang mengikutinya.

Goals Project Passion:

  1. Memberikan kesempatan kepada anggota Co Housing Madani 99 untuk berbagi ilmu dan meningkatkan kualitas diri sesuai passion masing-masing. 
  2. Melatih kerja tim untuk menyukseskan project bersama-sama. 
  3. Memberikan sarana kepada para bunda untuk menyelami keajaiban QS. Al Fatihah. Dengan memahami tafsirnya, kandungan tazkiyatunnafsnya, mempelajari tahsinnya, juga melatih kemampuan menyampaikan ke anak dengan cara yang menyenangkan.

Karakter pendukung untuk Project Passion:

  1. Lillahitaala. Niat ikhlas menjalankan project semata hanya untuk beribadah, menyebarkan agama Allah.
  2. Self esteem (Percaya diri). Suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, merasa bebas untuk melakukan hal-hal sesuai keinginan dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya (Lauster, 2002). Dalam project, sikap ini ditunjukkan dengan kepercayaan diri menyampaikan materi dan berdiskusi dengan tim. 
  3. Rohmah (Emphaty). Meneladani Rasulullah yg mampu merasakan kebutuhan orang lain, masalah orang lain, sehingga  punya daya dorong untuk memberi solusi, salah satunya lewat project kita. Innamal a'malu binniatnya di sini, Mau membantu memberi solusi dan manfaat karena Allah. 
  4. Tabligh. Menyampaikan materi sesuai dengan kaidah ilmiah dan semangat berbagi. Mencurahkan seluruh kemampuan agar ilmu yang dimiliki dapat tersampaikan kepada peserta. 
  5. Siddiq. Berdakwah dengan penuh kejujuran hanya mengharap ridho Allah. Jujur atas materi dan proses yang dijalani. 
  6. Amanah. Mengerahkan seluruh kekuatan untuk mengerjakan tugas secara baik, berintegritas, dan bertanggung jawab.
  7. Fatonah. Bijaksana & cerdas dalam berdakwah, tekun, dan mampu menyesuaikan diri pada setiap tantangan yg dihadapi.
  8. Harishun ‘ala Waqtihi. Disiplin dan Pandai memanajemen waktu dengan baik.

👉🏻Delays project:

  1. Baper. Perasaan kesal yang sumbernya tidak jelas, tidak disampaikan, dan menyebabkan hubungan antar anggota tim kurang baik. 
  2. Pasif. Tidak aktif dalam diskusi tim dan sering menjadi silent reader. Sehingga tidak tercapai kekompakan tim. 
  3. Faktor eksternal. Adanya kompleksitas yg tidak terduga seperti masalah dengan peserta dan gangguan teknis, serta perubahan skala tugas. 

👉🏻Risks Project:

  1. Tidak amanah atas tugas yang sudah dibagikan sebelumnya, misalnya sampai tidak hadir sebagai pemateri. 
  2. Salah strategi. Pelaksana kurang menguasai metode & materi; waktu yg tidak cukup sehingga tujuan tidak tercapai. 
  3. Adanya anggota CH yg mengundurkan diri. Hal ini berdampak pada project terlebih jika yg bersangkutan punya amanah utama dalam project misalnya pj pemateri. 

Ini dia satu karakter yang kami pilih untuk dilatih selama project:

  • Nurlaila: rohmah
  • Leli: harisun 'ala waqtihi
  • Asri Diana: Self Esteem
  • Diah: amanah
  • Rindha:  fatonah
  • Azizah: Tabligh
  • Radiatul Muslimah: Self esteem
  • Een Laelah: Lillahita'ala
  • T. Nasrah: siddiq
  • Mila : Lillahi ta'ala


Senin, 19 Oktober 2020

Project Passion to Nation: The Miracle of Alfatihah

 Assalamualaikum ibu-ibu produktif...

Gamifikasi semakin seru di kelas bunprod, enjoy sekali saat ini 900an peserta sudah berada di kelompok kecil sesuai passion. Tiap kelompok berjumlah 10 orang dengan satu leader. Rasanya seperti hidup di komplek perumahan yang tetangganya adalah teman satu frekuensi. Terlebih sekarang kami dipersatukan oleh project bersama setelah sebelumnya kami mengumpulkan canvas passion tiap member.


Selama 4 hari berdiskusi akhirnya satu suara memutuskan project The Miracles of Alfatihah. Sebelumnya beragam ide bermunculan seperti klinik tahsin, tafsir, tazkiyatun nafs hinnga berkisah untuk anak. Semua ide itu dikemas jadi satu menjadi program yang sangat padat. Kemudian ide itu mendapat feedback agar topik lebih spesifik. Sehingga project ini berlabuh di surat Alfatihah saja yang merupakan surat terpenting yang dibaca di setiap sholat dan sehari-sehari. 


Tujuan dari project ini adalah bacaan peserta menjadi fasih, paham maknanya, diaplikasikan saat shalat, dan bisa mengajarkan ke anak-anak. Lalu apa saja yang akan ditawarkan di program The Miracles of Alfatihah?

  1. Tafsir surat Alfatihah
  2. Tahsin surat Alfatihah
  3. Tazkiyatunnafs dan terapi surat Alfatihah
  4. Praktik berkisah surat Alfatihah untuk anak
Tentang grup wa cohousing kami alhamdulillah lumayan aktif dan ceria meski sibuk dengan aktifitas masing-masing. Saya dengar di grup lain banyak yang sepi dan adem ayem. Bersyukur banget ada di grup saya ini. Kalau diskusi saling memberi saran satu sama lain. Selanjutnya semoga project ini bisa berjalan dengan lancar dan mendapat ridhoNya. Aamiin

Senin, 05 Oktober 2020

Pemilu Di Hexagon City

 Assalamualaikum bunda produktif...

Apa kabar minggu ini? Teringat kata mutiara dari para guru shalih. Dikatakan bahwa manusia yang cerdas tidak menggantungkan diri pada cita-cita. Tapi mereka melandaskan segala sesuatu pada perbuatan. Lalu yang manakah diri kita? masih berambisi pada harapan atau yang selalu realistis menengok perjalanan diri.

Minggu kedua di kelas bunda produktif sangat mendebarkan. Agendanya adlaah pemilihan umum walikota hexagon city. Ada 6 orang kandidat yang masing-masing diberikan waktu tidak sampai 5 hari untuk berkampanye. Masa yang sangat singkat. Segalanya berlangsung begitu kilat. Selayaknya pemilu biasa, ada orasi, penyampaian visi misi, blusukan, tim sukses, baliho dimana-mana, analisa pengamat politik, hari H pencoblosan, hingga quick count.

Hal yang sama sekali tidak saya duga adalah munculnya kandidat yang sangat kuat. Dia adalah mb Endang Prasdianti. Rekam jejaknya di institut ibu profesional luar biasa mentereng. Padahal namanya banyak yang baru dengar sekarang. Dulu banyak di belakang layar, menyumbangkan ide, merintis program baru, dan membangun jaringan. Tak heran banyak member yang terang-terangan mengaku hutang budi padanya. Sebab kiprah mereka di institut terjadi atas dorongan motivasi mb Dian ini.

Ya memang rekam jejak kandidat lain di IP juga hebat. Tapi ada satu keunggulan mb Dian ini yang tidak dimiliki oleh kandidat lainnya. Yakni menjadi sebab dari banyak member lain yang akhirnya berani untuk menjabat. Sehingga dukungan yang datang padanya deras mengalir seperti air bah. hehe

Ini pelajaran sangat berharga. Hal utama yang paling dibutuhkan lingkungan kita ialah dibukakannya rasa percaya diri mereka untuk mengembangkan potensi diri yang selama ini tertutup. Dengan cara diberikan kepercayaan, motivasi, peran, tanggung jawab, dan apresiasi.

Kampanye mb Dian jauh dari muluk-muluk, ia hanya menjelaskan apa saja yang ia pernah lakukan untuk komunitas. Pandangannya tentang kelemahan komunitas berdasarkan pengalamannya. Serta ide solutif untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Eh ternyata solusinya kembali lagi kepada inti value institut yakni menebar kebermanfaatan. 

Hari ini jam 7 pagi adalah penutupan pemilu. Hasil quick count sejak kemarin hingga subuh tadi posisi mb Dian memang jauh meninggalkan calon lain. Pastilah ia pemenangnya. Memang usaha setara dengan hasil yang didapat. Saya banyak belajar dari gamifikasi kali ini. Bantu sekeliling kita tanpa pamrih, biar Allah yang menentukan balasannya. Tidak sekarang, sabar hingga bertahun ke depan. Tidak di dunia ini, tunggu nanti di akhirat. Segala sesuatu sudah dipersiapkan balasannya. Tak perlu bertanya-tanya kenapa tidak ternama padahal dirimu yang paling berjasa. Sebenarnya Allah sudah menyiapkan panggung khusus untukmu. Terbukti dalam pemilu ini, mb Dian akhirnya mendapatkan posisi paling utama. Dan mayoritas anggota ridho, sepakat memilihnya. Sungguh posisi yang tepat bagi orang yang tepat.

Sementara itu di grup co housing 3 agama, kami mengadakan acara 30 menit mengenal lebih dekat. Mata saya tak henti berbinar-binar membaca kisah hidup para tetangga di grup ini. Masyaallah perjalanan mereka dalam memprioritaskan agama jauh lebih hebat. Banyak informasi baru yang sangat manfaat fii dunia wal akhirah, insyaAllah. Berkumpul dengan para shalihah mukminah semakin menguatkan iman. Bertambah rasa syukur, meningkatkan takzim pada KuasaNya. Mereka yang dulu jurusan kimia, kedokteran tanpa ada background pesantren mampu menguasai tahsin, apalagi lulus mahad bahasa arab, hingga mendirikan rumah tahfidz anak dan ibu-ibu. Ya Rabb kemana aja saya selama ini. MasyaAllah Alhamdulillah bisa berkumpul dengan para pejuang ilmu. Semangat saya terbakar agar lebih serius di dauroh, tahsin, dan baca kitab. InsyaAllah ada jalan tersendiri dari Sang Maha Petunjuk asal kita selalu menempuh jalan mendekat padaNya. Semoga rahmat dan hidayah selalu Allah curahkan pada hambanya yang mencari ilmu. Aamiin.


Masterminds dan False Celebration