Menjadi seorang ibu rumah tangga itu gampang-gampang susah. Disebut gampang karena pekerjaan domestik hanya di rumah. Monoton begitu terus setiap hari. Sulit untuk naik kelas apalagi promosi jabatan. Bosnya hanya satu, suaminya sendiri. Kliennya adalah anak-anaknya. Nah, seharusnya ibu rumah tangga bisa menentukan cara untuk naik kelas sebab ia tahu betul yang ia hadapi. Orang-orang yang sama. Lingkungan keluarga yang sama. Serta situasi harian yang mirip.
Susah gak sih? Jujur menurut saya susah memang. Sebab kuantitas tugas yang dibebankan pada ibu rumah tangga melebihi waktu dan tenaga yang dimilikinya. Sementara itu, semua tugas seolah penting dan mendesak untuk diselesaikan. Misalnya masak, belanja, mandiin anak, nyuapin, jaga anak, cuci baju, setrika, melayani suami, dan banyak lagi. Seluruh tugas itu dikerjakan sendiri, tak ada yang membantu. Jangankan melanjutkan cita-cita, bisa meluruskan punggung saja sudah bersyukur.
Tanpa keikhlasan nampaknya tak mungkin rasa bahagia bisa muncul. Stress datang bertubi-tubi. Tugas belum selesai, datang anak merengek minta mandi, dan semisalnya. Dunia terasa sempit dan sesak. Saya sudah merasakannya. Pun berjuta ibu rumah tangga di luar sana. Pasti hafal dengan skema harian seperti itu. Jika dirinya sakit, maka otomatis rumah beserta seluruh penghuninya jadi tidak kondusif. Jadi ibu rumah tangga harus pandai menjaga kesehatan diri. Kebahagiaan dan keberlangsungan hidup rumah sangat bergantung padamu.
Pada tahap ke 3 di bunda cekatan ini, berikut cara belajar yang saya rencanakan. Tujuannya adalah naik kelas menjadi ibu rumah tangga berkarir penulis. Mengapa saya memilihnya?
a. Pengalaman pernah sukses di dunia kepenulisan dulub. Suka baca, auto pingin bikin buku yang bisa dibaca khalayak juga
c. Flexible ruang dan waktu alias di rumah juga bisa
Selama ini saya sudah beberapa kali mengikuti kelas menulis yang diadakan oleh penulis maupun editor berpengalaman. Saya juga sudah membaca banyak buku karya mereka. Tentu saya ingin mengikuti jejak langkah mereka menjadi seorang penulis betulan. Rahasianya hanya satu yakni konsisten. Tetapkan target pribadi 1 hari 1 halaman tulisan. Tulis apapun yang ada di kepala dan biarkan dikoreksi oleh editor. Tugas penulis ya menulis, bukan ngedit. Kalau nulis sambil ngedit, biasanya tulisan tidak akan pernah rampung selamanya.
Ada 5 ilmu yang ingin saya kuasai di kelas bunda cekatan ini. Antara lain:
1. Speed reading. Yup saya butuh banyak sekali baca sebagai amunisi menulis dan mendongeng buat anak. Selama ini saya merasa banyak waktu habis untuk membaca buku. Kalau membaca dengan kecapatan cahaya bisa dilakukan pasti lebih produktif.
2. To do list journaling. Sering lupa nih kalau tidak dituliskan dulu. Ada yang seperti saya? Fungsi bikin to do list di pagi hari selain pengingat juga untuk double cek prioritas pekerjaan yang harus tuntas hari itu.
3. 7 to 7 kandang waktu. Artinya saya hanya melakukan pekerjaan yang tidak saya sukai di luar jam 7am - 7pm. Dengan cara itu, ibu rumah tangga bisa bahagia. Waktu untuk bahagia lebih lama daripada yang tidak bahagia.
4. Playing preparation. Ini salah satu project baru yang belum pernah saya coba. Usaha supaya anak saya lebih bahagia karena main sama mamanya jadi lebih up date. Mamanya ga pernah mati gaya kalau main games.
5. Writing mindmap. Selama bukan jam menulis saya harus sudah menuntaskan alur cerita di kepala. Selanjutnya menuliskannya di kertas. Itulah mindmap tuk menghindari macet saat menulis. Tujuannya tentu agar target 1 hari 1 halaman tercapai.
Baiklah segitu dulu cerita minggu ini. Semoga realisasinya lancar dan menjadikan jejak langkah sebagai ibu rumah tangga profesional tercapai. Lega sekali tulisan ini rampung di tengah malam setelah menidurkan duo bocah. Alhamdulillah.
#janganlupabahagia
#jurnalminggu3
#materi3
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar